Majalengka, Moralita.com — Dalam upaya membangun fondasi ekonomi desa yang kuat dan berkelanjutan, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi mencanangkan pembentukan 80.000 unit Koperasi Merah Putih yang akan tersebar di seluruh desa di Tanah Air.
Langkah ini diproyeksikan menjadi strategi transformasional untuk menekan dominasi perantara dan tengkulak dalam rantai distribusi hasil pertanian dan perikanan.
Dalam pidatonya pada acara Panen Raya Nasional yang dipusatkan di Majalengka, Jawa Barat, Presiden Prabowo menekankan bahwa koperasi desa merupakan solusi konkret dalam menyederhanakan mata rantai distribusi serta memperbesar margin keuntungan bagi petani dan nelayan.
“Tidak boleh lagi ada terlalu banyak perantara. Koperasi Merah Putih akan memangkas rantai distribusi dan mengembalikan kendali ekonomi kepada petani dan masyarakat desa,” tegas Prabowo saat panen raya di Majalengka, Senin (7/4).
Urgensi Pembentukan Koperasi Berdasarkan Data Statistik
Langkah ini tidak terlepas dari realitas lapangan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, sebanyak 32,74 juta petani aktif berkontribusi dalam sektor pertanian, namun hanya sekitar 18% yang tergabung dalam koperasi aktif. Sementara itu, lebih dari 60% hasil pertanian di Indonesia masih dijual melalui tengkulak, dengan margin keuntungan petani hanya berkisar 10–20% dari harga konsumen akhir.
Dengan jumlah desa di Indonesia yang mencapai sekitar 75.000, target pendirian 80.000 koperasi berarti tidak hanya mencakup seluruh desa, tetapi juga membuka peluang koperasi tematik dan sektoral seperti koperasi khusus peternakan, hortikultura, hingga koperasi nelayan di wilayah pesisir.
Dukungan Logistik dan Infrastruktur Koperasi
Dalam implementasinya, setiap Koperasi Merah Putih akan dilengkapi dengan dua unit truk operasional, gudang penyimpanan, serta fasilitas cold storage untuk mendukung efisiensi distribusi dan penyimpanan hasil panen. Skema pembiayaan koperasi akan difasilitasi melalui program kredit ultra mikro (UMi), serta potensi sinergi dengan lembaga keuangan milik negara seperti PT PNM dan Bank BRI.
“Setiap koperasi desa nantinya akan difasilitasi dua truk agar hasil panen tidak lagi menumpuk atau busuk. Distribusi pupuk bersubsidi juga bisa langsung ditangani koperasi melalui Gapoktan,” jelas Prabowo.
Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa pada tahun 2024, sebanyak 11,8 juta ton gabah kering panen (GKP) gagal terserap optimal oleh pasar karena keterbatasan distribusi dan minimnya sarana penyimpanan. Dengan adanya fasilitas cold storage dan gudang koperasi, kapasitas simpan desa akan meningkat secara signifikan, menurunkan potensi kerugian pasca-panen hingga 40%.
Koperasi Nelayan untuk tingkatkan Daya Tahan Hasil Laut
Presiden juga menyinggung perlunya koperasi khusus bagi komunitas nelayan di desa-desa pesisir. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kerugian pasca tangkap akibat minimnya fasilitas pendingin mencapai lebih dari 2,1 juta ton ikan per tahun. Fasilitas cold storage koperasi akan menjadi solusi untuk menjaga kesegaran ikan dan memperluas jangkauan pasar.
“Kita akan bangun koperasi nelayan di desa-desa pesisir lengkap dengan cold storage. Ikan hasil tangkapan bisa tetap segar dan dijual dengan harga layak,” ungkapnya.
Membangun Ekosistem Ekonomi Berbasis Desa
Dengan pendekatan yang berbasis data, Presiden Prabowo meyakini bahwa pembentukan Koperasi Merah Putih akan menciptakan ekosistem ekonomi desa yang inklusif dan tangguh. Koperasi ini tidak hanya menjadi pusat distribusi dan logistik, tetapi juga akan memiliki gerai ritel, menjadi tempat penjualan langsung bagi masyarakat desa dan sekitarnya.
“Desa adalah tulang punggung negara. Dengan koperasi yang kuat, kita menggerakkan roda ekonomi dari bawah, menumbuhkan kemandirian, dan memperkuat ketahanan nasional,” pungkas Prabowo.
Discussion about this post