Nasional, Moralita.com – Mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), baru-baru ini menjadi sorotan masyarakat setelah namanya dimasukkan dalam daftar pemimpin terkorup sepanjang tahun 2024 oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Dalam laporan akhir tahun yang dirilis oleh organisasi jurnalisme investigasi tersebut, Jokowi termasuk di antara lima tokoh dunia yang disebut terkait dengan kejahatan terorganisir dan korupsi berdasarkan hasil voting dari jaringan global OCCRP.
Menurut OCCRP, nama Jokowi memperoleh suara terbanyak dalam proses pemilihan yang melibatkan pembaca, jurnalis, dan pihak-pihak lain yang tergabung dalam jaringan mereka. Tokoh-tokoh yang masuk dalam daftar ini dipilih berdasarkan dugaan keterlibatan mereka dalam kasus kejahatan terorganisir dan korupsi selama 2024.
Menanggapi laporan tersebut, Jokowi dengan tegas membantah tuduhan yang dilayangkan kepada dirinya. Ia menyebut laporan ini sebagai bentuk framing dan fitnah yang tidak berdasar.
“Korupsi apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa,” ujar Jokowi saat diwawancarai di Solo, Selasa (31/12). Pernyataan ini menunjukkan sikapnya yang siap menghadapi tudingan tersebut dan meminta pembuktian atas klaim yang dirilis OCCRP.
Profil OCCRP, Pemimpin dalam Jurnalisme Investigasi Global
Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) merupakan lembaga jurnalisme investigasi internasional yang didirikan pada 2007 dengan misi mengungkap kejahatan terorganisasi dan korupsi di seluruh dunia.
Berkantor pusat di Amsterdam, Belanda, OCCRP dikenal atas keberhasilannya mengungkap kasus-kasus besar yang melibatkan pejabat tinggi dan tokoh-tokoh dunia, termasuk skandal Panama Papers yang meraih Penghargaan Pulitzer pada 2017.
Didirikan oleh Drew Sullivan dan Paul Radu, OCCRP memiliki jaringan luas yang mencakup enam benua. Organisasi ini berfokus pada dampak luas korupsi, seperti krisis kemanusiaan, ketidaksetaraan global, perubahan iklim, dan ancaman terhadap demokrasi.
Sullivan, salah satu pendiri OCCRP, dikenal sebagai tokoh berpengalaman dalam jurnalisme investigasi dan ahli dalam dinamika struktural. Selain itu, Paul Radu, rekan pendirinya dari Rumania, memimpin inovasi di OCCRP dan berperan penting dalam proyek-proyek besar seperti Panama Papers.
Sebagai salah satu organisasi jurnalisme investigasi terbesar, OCCRP telah menerima berbagai penghargaan internasional, termasuk Daniel Pearl Award, Global Shining Light Award, dan European Press Prize.
Penghargaan-penghargaan ini mencerminkan dedikasi OCCRP dalam membongkar kasus-kasus kejahatan yang sering kali tersembunyi di balik struktur kekuasaan global.
Masuknya nama Jokowi dalam daftar tersebut memicu perdebatan publik di Indonesia. Dukungan dan kritik terhadap laporan ini berdatangan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pengamat politik. Di tengah kontroversi, laporan OCCRP menegaskan pentingnya pengawasan terhadap para pemimpin dunia dan dampaknya terhadap krisis global.
Meski demikian, tuduhan terhadap Jokowi masih memerlukan verifikasi lebih lanjut untuk memastikan kebenarannya. Sebagai mantan Presiden Republik Indonesia yang menjabat selama dua periode, isu ini dapat menjadi ujian penting bagi reputasinya di tingkat nasional maupun internasional.
Discussion about this post