Beranda News Dari Lapas ke Rumah Sakit: Napi Kediri Jadi Korban Kekerasan, Sodomi, dan Menu Ekstrem ‘Cacing + Staples’
News

Dari Lapas ke Rumah Sakit: Napi Kediri Jadi Korban Kekerasan, Sodomi, dan Menu Ekstrem ‘Cacing + Staples’

Pengacara Napi yanh disodomi dan dihajar sesama Napi di Lapas Kelas IIa Kediri.

Kediri, Moralita.com – Drama gelap di balik jeruji besi Lapas Kelas IIA Kediri akhirnya bocor ke publik. Seorang napi berinisial A (20), terpidana kasus pemerkosaan, justru jadi korban penganiayaan brutal plus kekerasan seksual oleh sesama penghuni lapas.

Pelakunya? Reymond (30), napi dengan kasus pencabulan sesama jenis yang tampaknya menganggap sel tahanan sebagai “ruang eksperimental” untuk menyalurkan hasrat bengkoknya.

Kasus ini terbongkar bukan di dalam lapas, melainkan ketika tubuh korban kolaps dan harus dirawat di RSUD Simpang Lima Gumul, Rabu (27/8). Dalam kondisi lemah, A akhirnya buka suara ke kuasa hukumnya, M. Rofian. Ceritanya bikin perut mual: ia disodomi, dipukuli, hingga dipaksa menelan benda absurd macam cacing hidup dan isi staples.

Baca Juga :  Kemitraan Pemasaran Mas Dhito dan DKI Jakarta Dongkrak Harga Gabah, Petani Kediri Kembali Semangat Tanam Padi

Bayangkan, bro. Dari yang harusnya makan jatah nasi lauk tempe, malah dipaksa menelan paket survival Fear Factor.

“Korban disodomi, dipaksa menelan benda-benda berbahaya, perutnya bermasalah sampai nggak bisa buang air besar,” ungkap Rofian, dengan nada geram.

Usut punya usut, akar masalahnya dimulai dari sodomi pertama. Pelaku keenakan, lalu pengin encore alias “lagu tambahan”. Tapi korban menolak. Nah, di sinilah neraka mulai. Reymond naik pitam, korban dihajar, bahkan ditambah colab sadis dengan napi lain bernama Adam Subroto.

Baca Juga :  Analisis Forensik: Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah Gunakan Pisau Kecil Selama 5 Jam

Alhasil, A babak belur lahir batin. Dari sisi fisik, perutnya rusak parah, harus rawat inap, dan nggak bisa makan. Dari sisi mental, trauma berat. Bahkan, kata Rofian, A sampai enggan menyentuh makanan lantaran terus keingat momen dipaksa menelan cacing. Lah, siapa juga yang bisa santai makan kalau ingat “menu horor” begitu?

Sementara itu, pihak lapas seolah-olah main aman. Pelaku mengaku melakukan penganiayaan, tapi membantah sodomi berulang kali. Posisi sel korban dan pelaku pun akhirnya dipisah, seakan-akan itu solusi permanen.

Baca Juga :  Disperdagin Kota Kediri Sidak, Temukan Isi Minyakita Kurang hingga 200 Mililiter

Rofian menegaskan pihaknya bakal bawa kasus ini ke ranah hukum. “Kami segera bikin laporan resmi ke polisi dan minta visum. Ini harus diproses agar nggak terulang,” tegasnya.

 

Catatan Redaksi:

Kisah ini bikin pertanyaan besar: kalau di dalam lapas, tempat yang katanya penuh pengawasan, bisa terjadi penganiayaan dan pelecehan segila ini, apa kabar keamanan napi lain yang nggak punya kuasa bicara?

 

Sebelumnya

Heboh Cocoklogi Ojol Undangan Gibran Diduga Kader PSI, Kokok Dirgantoro Klarifikasi

Selanjutnya

KontraS Catat Delapan Orang Hilang Pascademonstrasi, Komnas HAM Sebut 10 Korban Jiwa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Moralita.com
Bagikan via WhatsApp
WhatsApp