KontraS Catat Delapan Orang Hilang Pascademonstrasi, Komnas HAM Sebut 10 Korban Jiwa
Oleh Tim Redaksi Moralita — Kamis, 4 September 2025 07:31 WIB; ?>

Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya.
Jakarta, Moralita.com – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengungkapkan masih terdapat delapan orang yang belum ditemukan pascademonstrasi besar yang berlangsung pada akhir Agustus 2025. Data tersebut dihimpun hingga Rabu (3/9).
Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya, menjelaskan bahwa delapan orang tersebut tersebar di wilayah Jabodetabek. “Jumlah keseluruhan orang yang masih dinyatakan hilang adalah delapan orang,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
KontraS merinci identitas serta lokasi terakhir para korban:
- Delta Surya Sindu Atmaja, terakhir terlihat di Bogor.
- Ahmad Baihaqi, Miftakhul Huda, Muhammad Farhan Hamid, Reno Syahputradewo, Romi Putra Prawibowo, dan Salman Alfarisi, seluruhnya terakhir dilaporkan berada di Jakarta Pusat.
- Heri Susanto, hilang dengan lokasi terakhir yang belum dapat dipastikan.
Dimas menambahkan, sebelumnya terdapat sejumlah peserta aksi yang sempat hilang kontak namun akhirnya ditemukan di beberapa kantor kepolisian. “Mereka yang telah ditemukan ada yang awalnya dinyatakan hilang, namun kemudian diketahui berada dalam tahanan kepolisian, antara lain di Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, Polda Metro Jakarta Barat, Polda Metro Jakarta Timur, dan Polres Jakarta Timur,” jelasnya.
Untuk membantu proses pencarian, KontraS membuka layanan hotline di nomor 089635225998. Selain itu, masyarakat juga dapat menyampaikan laporan melalui formulir daring di tautan bit.ly/PoskoOrangHilang.
Di sisi lain, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat sedikitnya 10 orang meninggal dunia dalam gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak 25 Agustus 2025 di berbagai daerah di Indonesia.
Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menyebutkan sebagian korban diduga meninggal akibat kekerasan aparat. “Sejauh ini tercatat setidaknya 10 orang korban jiwa, beberapa di antaranya diduga kuat mengalami kekerasan dan penyiksaan oleh aparat kepolisian,” ujarnya di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa (2/9).
Selain korban hilang dan meninggal dunia, Komnas HAM juga menemukan sejumlah fenomena lain yang mengindikasikan pelanggaran hak asasi manusia. Fenomena tersebut mencakup:
- Penangkapan sewenang-wenang terhadap masyarakat.
- Kekerasan dan penyiksaan terhadap peserta aksi.
- Perusakan fasilitas publik di sejumlah titik.
- Penjarahan dan tindak persekusi yang menyertai aksi massa.
Komnas HAM menegaskan akan terus memantau dan melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan pelanggaran HAM dalam rangkaian aksi unjuk rasa tersebut.
Artikel terkait:
- Polisi Tetapkan Tersangka Atas Menghasut Pelajar Anarkis Demo DPR, Delpedro Marhaen Lokataru
- Kronologi Demo DPR Jakarta Pecah, Rantis Brimob Lindas Pengemudi Ojol, Satu Tewas
- Didik Mukrianto: Penyadapan Tanpa Dasar Hukum Adalah Pelanggaran HAM Serius
- Gubernur DKI Jakarta Cabut Imbauan WFH Usai Situasi Ibukota Kondusif
- Penulis: Tim Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar