UMKM Kerupuk Rambak Asal Bangsal Mojokerto Tembus Pasar Oleh-Oleh Surabaya-Madura Berkat Pembiayaan KUR dan Bazar BRI
Oleh Alief — Senin, 7 Juli 2025 09:15 WIB; ?>

Pengusaha Kerupuk Rambak Gemilang Jaya, Dewi Fatmawati saat tunjukan varian produk rambak olahannya.
Mojokerto, Moralita.com – Ketekunan dan komitmen pelaku usaha mikro untuk beradaptasi dan berkembang di tengah tantangan ekonomi patut diapresiasi. Adalah sosok Dewi Fatmawati 33 tahun, owner UMKM Kerupuk Rambak “Gemilang Jaya” yang berlokasi di Dusun Kauman, Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.
Dewi merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha keluarga yang telah dirintis oleh orang tuanya. Awalnya, usaha tersebut hanya memproduksi krecek mentah secara sederhana. Namun seiring waktu, di tangan Dewi, usaha ini bertransformasi secara signifikan.
Produk kerupuk rambak kini dijual dalam kondisi matang siap konsumsi, dengan berbagai varian rasa seperti balado, pedas manis daun jeruk, dan original.
“Dulu kami hanya menjual dalam bentuk mentah, tapi sekarang kami kembangkan menjadi produk siap saji dengan cita rasa kekinian agar lebih diminati pasar modern,” ujar Dewi saat ditemui di lokasi usahanya, Senin (7/7).
Transformasi usaha tersebut didukung oleh permodalan dari BRI Unit Bangsal, di mana Dewi telah menjadi nasabah sejak tahun 2018. Ia pertama kali mengakses pinjaman modal usaha senilai Rp10 juta, dan kini tercatat sebagai nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) aktif dengan plafon pinjaman sebesar Rp500 juta berjangka waktu empat tahun, yang kini tersisa kurang dari setahun untuk dilunasi.
Produksi kerupuk rambak besutan Dewi kini telah meningkat secara signifikan. Dari semula hanya dua kali seminggu, kini usaha tersebut berproduksi setiap hari dengan kapasitas mencapai 100 kilogram per hari.

Aktivitas produksi mengolah krecek rambak Gemilang Jaya
Usaha ini juga menyerap tenaga kerja warga desa setempat, dengan 21 karyawan tetap yang terlibat dalam proses produksi dan pengemasan.
Saat pandemi COVID-19 kala itu, Dewi mengakui bahwa usahanya sempat berada dalam masa sulit, terutama dalam hal pasokan bahan baku kulit mentah dan distribusi produk.
Namun semangat untuk bertahan dan berkembang membawanya pada berbagai kesempatan strategis, termasuk mengikuti bazar UMKM yang diselenggarakan BRI hingga ke Jakarta. Dari ajang tersebut, ia berhasil menjalin kemitraan dengan jaringan distribusi oleh-oleh ternama, seperti pusat oleh-oleh di Sumenep (Madura), Surabaya, dan Sidoarjo.
“Berkat partisipasi di bazar UMKM yang diselenggarakan BRI, produk kami mulai dilirik pelaku pusat oleh-oleh besar. Sekarang pelanggan kami banyak berasal dari Surabaya dan Madura. Ini capaian penting bagi kami sebagai pelaku usaha kecil,” tuturnya.
Kepala Unit BRI Bangsal, Yunianto Ahmad, dalam keterangannya menyampaikan bahwa BRI berkomitmen untuk melakukan pendampingan berkelanjutan terhadap UMKM binaannya, terutama dalam hal penguatan ekosistem digital dan akses pasar.
“BRI Unit Bangsal secara konsisten memberikan pendampingan dan pembinaan kepada pelaku UMKM, utamanya dalam hal digitalisasi transaksi. Salah satu langkah konkret kami adalah memberikan fasilitas QRIS agar pelanggan dapat melakukan pembayaran non-tunai dengan mudah dan efisien,” jelas Yunianto.
Ia menambahkan, transformasi digital menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembinaan UMKM agar lebih adaptif terhadap perubahan perilaku konsumen. Selain itu, BRI juga menerapkan pola komunikasi responsif dan personal antara tim marketing (mantri) dengan para pelaku UMKM binaan.
“Komunikasi dengan para pelaku usaha kami jaga sangat dekat. Setiap ada pertanyaan, kendala, atau kebutuhan pengembangan usaha, para nasabah bisa langsung berkoordinasi dengan mantri kami. Prinsip kami, UMKM tidak boleh dibiarkan jalan sendiri,” tambahnya.
Dewi sendiri menyambut baik pola pendampingan ini dan berharap BRI terus membuka akses pelatihan manajemen usaha, pengembangan produk, serta ekspansi pasar yang lebih luas.

Andalkan sinar matahari langsung, proses pengeringan krecek rambak Gemilang Jaya
UMKM seperti “Gemilang Jaya” menjadi bukti bahwa dengan komitmen pribadi, akses pembiayaan perbankan yang tepat, dan dukungan pendampingan yang konsisten, pelaku usaha mikro dapat berkembang hingga menjangkau pasar regional. Sinergi antara dunia usaha dan sektor perbankan seperti ini adalah kunci nyata bagi penguatan ekonomi kerakyatan di daerah.
Artikel terkait:
- Bupati Sidoarjo Terbitkan Edaran Wajib Sertifikasi Halal Bagi Pelaku Usaha Kuliner
- UMKM Mojokerto Tembus Pasar Nasional dan Siap Go Global Berkat Dukungan BRI
- Begini Arah Kebijakan Baru Bupati Gus Barra dalam Musrenbang Kabupaten Mojokerto 2026
- KPK Geledah Sejumlah Lokasi Terkait Dugaan Korupsi di BRI, Eks Wakil Dirut Diperiksa
- Penulis: Alief
Saat ini belum ada komentar