Stafsus Kemendes Sebut Pendamping Desa Kabupaten Mojokerto Tak Usah Khawatirkan Kontrak Kerja, Fokus Dampingi Desa Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Oleh Alief — Kamis, 17 Juli 2025 14:15 WIB; ?>

Stafsus Kemendes, Dr. H. M. Afif Zamroni, LC, MEI saat berikan arahan kepada Tenaga Pendamping Desa Kabupaten Mojokerto di Pendopo Lembah Mbencirang, Kebontunggul.
Mojokerto, Moralita.com – Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Dr. H. M. Afif Zamroni, Lc, MEI, mendorong para pendamping desa di Kabupaten Mojokerto untuk bekerja lebih profesional dan berorientasi pada keberhasilan pembangunan desa berkelanjutan.
Hal ini disampaikan dalam agenda Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Desa Kabupaten Mojokerto di Wisata Lembah Mbencirang Desa Kebontunggul, Gondang, Kamis (17/7).
Dalam arahannya, Stafsus Kemendes yang akrab disapa Gus Afif menegaskan bahwa program pembangunan desa merupakan prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia mengaitkan hal ini dengan visi besar Presiden Prabowo yang tertuang dalam Astacita, yaitu delapan cita-cita pembangunan nasional yang salah satunya menempatkan desa sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Saat ini, desa bukan lagi dipandang sebagai penyumbang angka kemiskinan, tapi harus menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam lima tahun ke depan, desa harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Gus Afif.
Sebagai contoh nyata, Gus Afif menyebut Desa Kebontunggul di Kecamatan Gondang, Mojokerto, sebagai role model. Dari desa yang sebelumnya tergolong tertinggal, Kebontunggul kini menjadi desa yang berkembang pesat dan masuk dalam program Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP).
“Desa seperti Kebontunggul ini harus menjadi teladan. Transformasi dari desa tertinggal menjadi desa mandiri ini adalah bukti nyata keberhasilan pembangunan berbasis desa,” tambahnya.
Loyalitas dan Profesionalitas Pendamping Desa Jadi Kunci
Gus Afif mengingatkan seluruh pendamping desa agar tidak larut dalam kekhawatiran soal kontrak kerja, melainkan lebih fokus pada tugas pendampingan secara profesional. Ia dengan tegas menyebut tidak pernah meminta imbalan dalam bentuk apapun dari pendamping desa, tetapi yang ia tuntut adalah loyalitas dan totalitas kerja dalam kesuksesan mendampingi pemberdayaan desa.

Stafsus Kemendes, Kades Kebontunggul bersama seluruh tenaga pendamping desa Kabupaten Mojokerto.
“Fokus kita bukan soal perpanjangan kontrak, tapi bagaimana membangun desa dengan sungguh-sungguh. Jangan bekerja setengah hati. Desa saat ini adalah prioritas pemerintahan, semua energi negara diarahkan untuk membangun desa,” tegasnya.
Menurut Gus Afif, saat ini seluruh jajaran Kementerian Desa, termasuk menteri dan pejabat eselon, sibuk turun langsung ke lapangan untuk memastikan program-program prioritas seperti koperasi desa dan ketahanan pangan berjalan dengan baik.
Geopolitik Global Jadi Tantangan, Desa Harus Siap Mandiri Pangan
Gus Afif juga menyinggung pentingnya membaca situasi geopolitik global sebagai bagian dari strategi pembangunan desa. Ia mencontohkan dampak perang di Ukraina-Rusia hingga konflik Iran-Israel yang berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok akibat terganggunya rantai pasok global.
“Jangan hanya melihat perang dari sisi siapa yang menang atau kalah, tapi lihat dampaknya ke bangsa kita. Ketahanan pangan itu bukan sekadar isu nasional, tapi menyangkut kebutuhan masyarakat. Kalau kita tidak siap, kita akan menjadi korban dari permainan ekonomi global,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya, desa harus menjadi basis ketahanan pangan dan produksi nasional, bukan sekadar pasar. Jika desa hanya menjadi konsumen, maka akan terus bergantung pada produk impor yang rentan dengan angka fluktuasi harga global.
“Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, kita selalu menjadi ladang dan pasar bagi negara lain. Sudah saatnya desa-desa menjadi produsen, bukan sekadar konsumen,” tandasnya.
Desa Kebontunggul Siap Launching Program PKP 2025
Sementara itu, Kepala Desa Kebontunggul, Siandi, menyampaikan bahwa desanya terpilih sebagai salah satu dari lima desa di Kabupaten Mojokerto yang menjalankan program Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP).
Program ini akan diluncurkan secara resmi pada akhir tahun 2025 bersama Bupati Mojokerto, Gus Barra, dan saat ini masuk sebagai finalis 10 besar nasional di Kementerian Desa.
“Desa Kebontunggul adalah penghasil beras unggulan dan siap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi desa di kawasan ini. Kami juga mewakili Kabupaten Mojokerto di tingkat Jawa Timur,” ujar Siandi.
Selain Kebontunggul, empat desa lainnya di kawasan PKP ini memiliki potensi unggulan masing-masing, yaitu:
• Desa penghasil beras unggulan
• Desa penghasil susu dan pemeliharaan sapi perah
• Desa produksi jamu herbal
• Desa Pohjejer sebagai pusat perdagangan kawasan
Siandi menyebutkan, seluruh program ini telah mendapat dukungan keuangan dari pemerintah daerah dengan nilai bantuan yang signifikan. Pihaknya siap bekerja sama dengan para pendamping desa dan tenaga ahli untuk mengawal program ini hingga lima tahun ke depan.
“Kami juga mengajak pendamping desa ikut menjadi bagian dari tim pemasaran dan promosi produk-produk unggulan ini, termasuk untuk ekspor ke luar negeri. Jangan hanya berpikir pasar lokal, kita harus berani melangkah ke pasar global,” tutup Siandi.
Artikel terkait:
- Ngaji Desa Kader GP Ansor Mojokerto bersama Gus Afif Stafsus Kemendes, Patriot Pangan Wujudkan Asta Cita Presiden
- Sah Masyarakat Berobat Gratis! 100 Hari Kerja Bupati Mojokerto, Gus Barra: Catat Sejarah Jadi Kabupaten dengan BPJS UHC Prioritas
- PKD Kabupaten Mojokerto Sebut 80 Persen Kades Menyatakan Bergabung, Bersinergi Kawal Program Bupati Terpilih
- RSUD Prof. dr. Soekandar Optimalkan Kesadaran Kesehatan Mental Di Tempat Kerja Lewat Forum SIAR DUHA
- Penulis: Alief
Saat ini belum ada komentar