Senin, 4 Agu 2025
light_mode
Home » News » Emak-Emak Meninggal Usai Saksikan Karnaval Sound Horeg di Lumajang, Suami: Istri Saya Sehat dan Memang Hobi

Emak-Emak Meninggal Usai Saksikan Karnaval Sound Horeg di Lumajang, Suami: Istri Saya Sehat dan Memang Hobi

Oleh Redaksi Moralita — Senin, 4 Agustus 2025 18:20 WIB

Lumajang, Moralita.com – Sebuah peristiwa memilukan terjadi di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Seorang perempuan paruh baya bernama Anik meninggal dunia setelah menyaksikan pertunjukan karnaval dengan sound system berdaya tinggi, yang populer disebut sound horeg, pada Sabtu malam, 2 Agustus 2025.

Video detik-detik meninggalnya Anik menjadi viral di media sosial dan telah menyedot perhatian warganet. Salah satu akun yang mengunggah rekaman tersebut adalah akun Instagram @mln_zwd034, yang hingga Minggu (3/8) malam telah ditonton lebih dari 110 ribu kali. Dalam narasi video tersebut, Anik disebut sebagai “Korban Karnaval Selok Awar-awar Lumajang”.

Baca Juga :  Sidrap dan Mojokerto Sepakati Kerja Sama Pembangunan Daerah dalam Transformasi Transmigrasi Nasional

Mujiarto, suami dari almarhumah Anik, mengungkapkan bahwa istrinya sedang menikmati acara karnaval dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang digelar di desanya. Saat itu, Anik terlihat antusias menonton dan merekam jalannya pertunjukan menggunakan ponselnya.

“Awalnya habis Isya, sekitar jam 9 malam, istri saya nonton sambil rekam video. Dia memang senang kalau ada sound horeg,” ungkap Mujiarto saat ditemui di kediamannya, Minggu (3/8).

Namun, di tengah suasana meriah tersebut, Anik tiba-tiba ambruk dan tak sadarkan diri.

Mujiarto menegaskan bahwa istrinya dalam kondisi sehat sebelum kejadian. Ia juga membantah rumor yang beredar di media sosial yang menyebut Anik memiliki riwayat penyakit jantung.

Baca Juga :  Cemburu Emosi, Pria Cekik Pacarnya Asal Lumajang hingga Tewas di Hotel Double Tree Surabaya 

“Kondisi istri saya sehat, tidak punya riwayat penyakit jantung seperti yang ramai di media sosial,” tegasnya.

Namun, ia tak menampik bahwa kekuatan suara dari sound system karnaval malam itu sangatlah besar, bahkan menurutnya bisa membahayakan.

“Suara sound-nya memang keras sekali, kalau dibilang enggak bahaya ya kurang masuk akal. Tapi kami sudah ikhlas,” tambahnya.

Meski terpukul, Mujiarto menyatakan bahwa dirinya dan keluarga telah mengikhlaskan kepergian Anik sebagai takdir dari Tuhan.

Baca Juga :  Sengketa 13 Pulau di Jawa Timur: Trenggalek dan Tulungagung Berebut Klaim Wilayah, DPRD Desak Kemendagri Segera Bertindak

“Ya mau bagaimana lagi, umur kan tidak ada yang tahu. Kalau soal sebabnya, mungkin itu (sound horeg) jadi perantaranya. Tapi kami terima dengan ikhlas,” tutup Mujiarto.

Peristiwa ini menambah deretan kontroversi terkait penggunaan sound horeg dalam kegiatan masyarakat. Sejumlah pihak sebelumnya telah menyerukan regulasi yang lebih ketat terhadap penggunaan sound system berdaya tinggi yang dianggap menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan ketenteraman warga.

  • Author: Redaksi Moralita

Komentar (0)

At the moment there is no comment

Please write your comment

Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required

expand_less