Senin, 4 Agu 2025
light_mode
Home » News » Bursa Eropa Merosot Akibat Kebijakan Tarif Baru AS, Saham Farmasi hingga Industri Tertekan

Bursa Eropa Merosot Akibat Kebijakan Tarif Baru AS, Saham Farmasi hingga Industri Tertekan

Oleh Redaksi Moralita — Sabtu, 2 Agustus 2025 10:46 WIB

Jakarta, Moralita.com Bursa saham utama di kawasan Eropa ditutup melemah tajam pada perdagangan Jumat, 1 Agustus 2025, seiring meningkatnya ketegangan perdagangan global setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan kebijakan tarif impor yang lebih agresif. Langkah ini memicu kekhawatiran investor akan dampak terhadap pertumbuhan global dan stabilitas pasar keuangan.

Kebijakan baru yang diumumkan oleh otoritas AS menetapkan rata-rata tarif impor sebesar 15 persen, meningkat drastis dari sekitar 2 persen pada tahun 2024. Meski tingkat dasar tetap dipertahankan di angka 10 persen, beberapa negara mitra dagang dikenai tarif lebih tinggi. India dikenakan tarif 25 persen, Kanada 35 persen, dan Swiss 39 persen, menjadikannya salah satu yang paling terdampak.

Baca Juga :  Amerika Serikat dan Uni Eropa Sepakati Tarif Resiprokal 15 Persen untuk Perdagangan Strategis

Merespons kebijakan proteksionis AS tersebut, indeks STOXX 50, yang mewakili 50 perusahaan besar di zona euro, anjlok 2,7 persen ke level 5.176, memperpanjang kerugian mingguan menjadi 3,3 persen. Sementara itu, indeks STOXX 600, yang mencakup saham-saham unggulan di seluruh Eropa, melemah 1,8 persen ke posisi 536, turun 2,2 persen dalam sepekan.

Sektor farmasi menjadi salah satu yang paling tertekan setelah Presiden AS Donald Trump mengirim surat kepada 17 perusahaan farmasi global, meminta mereka menurunkan harga obat-obatan. Sentimen ini memicu aksi jual terhadap saham produsen obat besar seperti Roche, AstraZeneca, Novartis, dan Novo Nordisk, yang masing-masing melemah antara 1 hingga 3 persen.

Baca Juga :  Presiden Prabowo: Tarif Impor Indonesia–Uni Eropa Hampir 0 Persen Usai Finalisasi IEU-CEPA

Pelemahan juga terjadi di sektor industri dan keuangan, setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Saham-saham perusahaan besar seperti Siemens, Intesa Sanpaolo, ING, BNP Paribas, dan Schneider Electric mengalami koreksi tajam lebih dari 4 persen. Saham AXA bahkan terjun 8 persen, usai perusahaan melaporkan penurunan pendapatan bersih secara signifikan.

Indeks saham utama Prancis, CAC 40, tercatat mengalami penurunan 2,9 persen ke level 7.546, memperpanjang koreksi mingguan menjadi 4,1 persen—terendah dalam satu bulan terakhir.

Sementara itu, DAX Jerman mencatat hari terburuk dalam lebih dari satu bulan, ditutup turun 2,7 persen ke 23.426, level terendah dalam lima pekan. Koreksi terjadi di seluruh sektor, dengan saham Daimler Truck ambles lebih dari 8 persen setelah perusahaan memangkas proyeksi pendapatan tahunan. Saham Allianz dan Volkswagen juga terseret, masing-masing melemah 5,3 persen dan 3,2 persen.

Baca Juga :  Indonesia Lanjutkan Negosiasi Tarif Impor dengan AS Meski Tarif Resiprokal 19 Persen Disepakati

Penguatan sentimen proteksionisme dari AS diperkirakan akan terus menjadi tekanan utama bagi pasar global dalam waktu dekat. Selain memperburuk outlook perdagangan, kebijakan tersebut juga meningkatkan ketidakpastian terhadap kelanjutan kerja sama multilateral.

  • Author: Redaksi Moralita

Komentar (0)

At the moment there is no comment

Please write your comment

Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required

expand_less