Duta Generasi Berencana Kabupaten Mojokerto 2025, Ning Hana: Fokus Ketahanan Remaja dan Pencegahan Pernikahan Dini
Oleh Redaksi Moralita — Selasa, 25 Februari 2025 19:03 WIB; ?>

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto, Shofiya Hanak Albarra (Ning Hana) bersama Duta Generasi Berencana Kabupaten Mojokerto.
Mojokerto, Moralita.com – Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui program Duta Generasi Berencana (Dugen) terus berkomitmen membangun generasi muda yang sehat dan berintegritas. Pada Selasa (25/2/), ajang pemilihan Duta Generasi Berencana tingkat Kabupaten Mojokerto resmi digelar sebagai langkah strategis dalam memperkuat ketahanan remaja dan mencegah risiko yang dihadapi generasi muda.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto, Shofiya Hanak Albarra (Ning Hana), menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memfasilitasi terbentuknya remaja berperilaku sehat dan tangguh di tengah tantangan zaman.
“Duta Generasi Berencana diharapkan menjadi contoh teladan, sumber informasi, dan motivator bagi rekan-rekan sebayanya dalam membangun kesadaran akan pentingnya perencanaan kehidupan berkeluarga menuju keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera,” ujar Ning Hana dalam sambutannya di Pendopo Pemkab.
Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja dalam menghadapi TRIAD KRR—tiga tantangan utama yang dihadapi generasi muda, yakni:
1. Pencegahan seks bebas
2. Penanggulangan HIV/AIDS
3. Penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya)
Menurut Ning Hana, pemilihan Duta Generasi Berencana bukan hanya sekadar mengedukasi remaja agar menunda usia pernikahan, tetapi juga mendorong mereka untuk memiliki perencanaan matang dalam menjalani kehidupan berkeluarga di masa depan.
“Program ini sejalan dengan konsep Generasi Berencana (GenRe) dari BKKBN yang menyasar remaja berusia 10-24 tahun dan belum menikah. Diharapkan, seluruh remaja dan pemangku kebijakan di tingkat kabupaten hingga desa memahami pentingnya program ini untuk membentuk generasi yang berkualitas,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ning Hana juga mengapresiasi penurunan angka dispensasi nikah di Kabupaten Mojokerto dalam tiga tahun terakhir. Data mencatat penurunan dari 470 kasus pada tahun 2022, menjadi 391 kasus di tahun 2023, dan 381 kasus di tahun 2024.
Namun, meskipun mengalami penurunan, fenomena ini masih menjadi perhatian serius karena mencerminkan masih tingginya angka pernikahan di bawah umur, baik akibat kehamilan tidak direncanakan maupun faktor sosial lainnya.
“Kasus dispensasi nikah menggambarkan bahwa masih ada tantangan besar dalam mencegah pernikahan usia dini. Kita tidak boleh berhenti sampai di sini, karena dampaknya sangat luas, baik secara fisik maupun mental,” tegasnya.
Ning Hana menekankan bahwa pernikahan di bawah umur memiliki dampak jangka panjang, mulai dari kehamilan berisiko tinggi hingga gangguan tumbuh kembang anak yang berpotensi melahirkan anak stunting.
“Risiko kesehatan ibu yang menikah di bawah umur dapat menyebabkan komplikasi persalinan hingga kematian. Sementara itu, janin berisiko mengalami gangguan pertumbuhan yang dapat berujung pada stunting,” jelasnya.
Selain dampak kesehatan, pernikahan dini juga berkontribusi terhadap tingginya angka perceraian di Kabupaten Mojokerto. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa terdapat 136 kasus cerai talak dan 860 kasus cerai gugat pada pasangan usia 17-30 tahun.
“Semakin tinggi angka pernikahan dini, maka semakin besar pula potensi terjadinya perceraian dan dampak sosial lainnya. Ini adalah tantangan bersama yang memerlukan kolaborasi lintas sektor,” ungkap Ning Hana.
Sebagai upaya berkelanjutan, Ning Hana mengajak seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Mojokerto, termasuk 18 Bunda/Ayah GenRe di tingkat kecamatan, untuk memberikan perhatian khusus terhadap program ini.
“Saya mengimbau seluruh pihak untuk bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam mewujudkan generasi muda yang berkualitas. Peran remaja sangat penting sebagai agen perubahan dan motor penggerak pembangunan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan pesan inspiratif kepada para finalis Duta Generasi Berencana agar terus meningkatkan kapasitas diri dan menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari risiko TRIAD KRR.
“Bukanlah pemuda sejati jika ia mengatakan, ‘Inilah ayahku’. Namun, pemuda sejati adalah yang mengatakan, ‘Inilah aku’,” pungkasnya penuh semangat.
Acara pemilihan Duta Generasi Berencana tingkat Kabupaten Mojokerto ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya:
- dr. Amelia Fitri Hudani, istri Wakil Bupati Mojokerto.
- Sugeng Nuryadi, Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto.
- Para Bunda GenRe Kecamatan se-Kabupaten Mojokerto.
- Pembina PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) di berbagai sekolah.
- Pelajar SMA/SMK yang menjadi finalis dalam ajang ini.
- Author: Redaksi Moralita
At the moment there is no comment