Empat Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan Meninggal, 23 Lainnya Selamat
Oleh Redaksi Moralita — Kamis, 3 Juli 2025 08:29 WIB; ?>

Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya.
Banyuwangi, Moralita.com – Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali kembali menelan korban jiwa. Hingga Kamis (3/7), Tim SAR gabungan melaporkan bahwa dari total 27 korban yang berhasil ditemukan, empat di antaranya dinyatakan meninggal dunia, sementara 23 lainnya berhasil selamat.
Kepala Kantor SAR Wilayah Jawa Timur, Nanang Sigit, menyampaikan bahwa seluruh korban yang meninggal merupakan penumpang kapal asal Kabupaten Banyuwangi.
“Empat korban meninggal adalah dua laki-laki dan dua perempuan, semuanya warga Banyuwangi,” ujar Nanang saat siaran langsung di Radio Suara Surabaya, Kamis (3/7).
Menurut Nanang, sebagian besar penumpang yang selamat berhasil menyelamatkan diri menggunakan jaket pelampung (life jacket) dan berenang hingga ditolong oleh kapal nelayan serta tim SAR yang berada di lokasi.
“Korban selamat umumnya mengapung di laut menggunakan life jacket, dan kemudian dievakuasi oleh perahu nelayan serta kapal SAR menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali,” jelasnya.
Dari 23 korban selamat, dua orang di antaranya masih belum teridentifikasi hingga berita ini diturunkan.
Empat korban yang telah terkonfirmasi identitasnya adalah:
- Cahyani – warga Dusun Krajan Kulon, Banyuwangi
- Elok – warga Sri Tanjung, Banyuwangi
- Eko Prasetyo – laki-laki
- Anang Suryono (59) – laki-laki
Tim SAR terus melanjutkan upaya pencarian guna memastikan tidak ada korban lainnya yang belum ditemukan.
KMP Tunu Pratama Jaya diketahui berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali pada Rabu malam sekitar pukul 22.56 WIB.
Tidak lama setelah pelayaran dimulai, kapal dilaporkan mengalami kendala di tengah perjalanan, dan akhirnya tenggelam di perairan Selat Bali. Informasi darurat diterima oleh Basarnas Banyuwangi pada Kamis dini hari, yang kemudian segera mengerahkan tim pencarian dan penyelamatan.
Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setia Budi, mengungkapkan bahwa proses pencarian mengalami hambatan serius akibat kondisi cuaca buruk.
“Tinggi gelombang mencapai 2,5 meter di Selat Bali, cukup menyulitkan upaya evakuasi tim SAR,” jelas Wahyu, seperti dikutip dari Antara.
Selain kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) dari Basarnas, upaya pencarian juga dibantu oleh armada dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Keterlibatan sejumlah instansi ini menunjukkan skala dan keseriusan operasi pencarian dan penyelamatan.
Hingga kini, operasi SAR masih terus dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada korban lain yang belum ditemukan, dan seluruh manifest penumpang sedang diverifikasi ulang oleh pihak berwenang.
- Penulis: Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar