Jenazah Siswi SMA Mengapung di Sungai Jombang Diduga Kuat Korban Pembunuhan, Luka Ditemukan Dibeberapa Bagian Tubuh
Oleh Redaksi Moralita — Selasa, 11 Februari 2025 16:11 WIB; ?>

Proses evakuasi jenazah Putri Rehita Amanda, siswi SMA di Jombang yang mengaoung di sungai Desa Pacarpeluk, Megaluh, Jombang.
Jombang, Moralita.com – Penemuan jasad Putri Regita Amanda 17 tahun, siswi kelas 3 SMA asal Dusun/Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, di Sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, diduga kuat merupakan korban pembunuhan.
Dugaan ini menguat setelah hasil visum dan autopsi menunjukkan adanya luka-luka mencurigakan pada tubuh korban.
Menurut keterangan resmi dari Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, hasil visum et repertum yang dilakukan oleh Tim Inafis RS Bhayangkara Kediri mengungkapkan adanya luka akibat benda tumpul pada bagian kepala depan dan perut korban.
“Hasil autopsi menunjukkan adanya luka robek di bagian kepala depan korban yang diakibatkan oleh benturan benda tumpul. Selain itu, terdapat indikasi benturan keras di bagian perut yang berpotensi menyebabkan kematian,” jelas Margono saat dihubungi awak media, Selasa (11/2).
Namun demikian, hasil autopsi juga mengindikasikan bahwa penyebab utama kematian Putri adalah karena tenggelam.
“Dari hasil pemeriksaan forensik, korban dipastikan masih dalam kondisi hidup saat jatuh atau dibuang ke sungai. Penyebab utama kematian adalah tenggelam, yang menunjukkan bahwa korban sempat berjuang sebelum akhirnya meninggal dunia,” tambah Margono.
Polisi juga menemukan indikasi bahwa ponsel dan sepeda motor Honda Vario milik korban hilang. Hal ini memperkuat dugaan bahwa Putri menjadi korban pembunuhan berencana yang disertai perampokan.
“Saat ini, ponsel dan sepeda motor korban masih dalam pencarian. Dugaan kuat, barang-barang tersebut dibawa lari oleh pelaku,” ungkap Margono.
Hingga berita ini ditayangkan, polisi telah memeriksa lima saksi terkait kasus ini. Dua di antaranya adalah warga yang pertama kali menemukan jasad Putri di sungai, sementara tiga lainnya merupakan teman sekolah korban.
“Karena korban masih duduk di kelas 3 SMA, kami juga memeriksa beberapa teman dekatnya untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai aktivitas terakhir korban sebelum kejadian,” jelas Margono.
Pihak kepolisian juga terus mendalami hubungan sosial korban untuk mengetahui apakah ada konflik pribadi atau indikasi lain yang dapat mengarah pada pelaku.
Sebelum ditemukan tewas, Putri sempat berpamitan kepada ayahnya, Misman (60), pada Senin (10/2) sekitar pukul 16.00 WIB untuk melakukan transaksi Cash on Delivery (COD).
“Saat berpamitan, ayahnya sempat mengingatkan agar Putri tidak pulang larut malam. Namun setelah pergi, ponselnya tidak bisa dihubungi,” kata Suwari (61), paman korban, saat diwawancarai di RSUD Jombang.
Menurut Suwari, kekhawatiran keluarga mulai muncul ketika Putri tidak bisa dihubungi mulai pukul 20.00 WIB.
“Kami mencoba menghubungi Putri pada jam delapan malam, tapi ponselnya sudah tidak aktif. Dicoba lagi jam sembilan, sepuluh, tetap tidak aktif. Pukul satu dini hari sempat berdering, tapi tidak diangkat. Sejak itu, tidak ada kabar hingga pagi,” ungkapnya.
Keluarga semakin cemas karena ibu korban, Wiwit Indayati (48), baru saja meninggal dunia beberapa waktu lalu. Kondisi ini membuat keluarga merasa ada firasat buruk terhadap hilangnya Putri.
Jasad Putri ditemukan mengambang di Sungai Kanal Turi-Tunggorono, tepatnya di Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, oleh seorang warga yang sedang berjalan di sepanjang tepi sungai pada Selasa pagi (11/2).
“Seorang warga melihat sesosok tubuh terapung yang terbawa arus dari arah selatan ke utara. Warga bersama saksi lainnya segera menarik tubuh korban ke tepi sungai menggunakan batang kayu dan mengikatnya dengan tali agar tidak hanyut lebih jauh,” jelas AKP Kasnasin, Kasi Humas Polres Jombang.
Warga kemudian melaporkan temuan tersebut ke Pemerintah Desa Pacarpeluk yang diteruskan ke Polsek Megaluh. Jasad korban langsung dievakuasi ke RSUD Jombang untuk proses identifikasi.
Setelah mendapat informasi dari media, keluarga korban segera menuju rumah sakit untuk memastikan identitas korban.
“Kami datang ke kamar jenazah dan langsung memastikan bahwa itu benar Putri, keponakan saya. Dia anak yang baik dan sebentar lagi akan lulus SMA,” tutur Suwari dengan nada sedih.
Keluarga besar Putri berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap pelaku dan motif di balik kematian tragis ini.
“Kami percaya polisi akan bekerja secara profesional. Kami berharap pelakunya segera tertangkap dan dihukum seberat-beratnya,” kata Suwari.
Kematian Putri menjadi duka mendalam bagi keluarga dan teman-temannya. Pihak sekolah juga menyampaikan belasungkawa dan berharap kasus ini segera terungkap untuk memberikan keadilan bagi korban.
Polres Jombang berkomitmen untuk terus menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Dengan memeriksa lebih banyak saksi, mengumpulkan bukti di lokasi kejadian, serta melacak keberadaan ponsel dan sepeda motor korban, polisi berharap dapat segera menemukan titik terang.
“Kami bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. Semua informasi dan bukti yang kami dapatkan akan dianalisis secara menyeluruh untuk memastikan keadilan bagi korban,” tutup AKP Margono.
- Author: Redaksi Moralita
At the moment there is no comment