Ngawi, Moralita.com – Kisah tragis menimpa Uswatun Khasanah 29 tahun, seorang janda dua anak asal Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Berniat merantau ke Tulungagung demi mencari nafkah kini hidupnya justru berakhir dengan tragis. Jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan terpotong tanpa kepala dan beberapa bagian kaki di dalam koper merah yang dibuang di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (23/1).

Terungkapnya Identitas Korban
Kabar penemuan mayat mutilasi di Ngawi membuat khawatir keluarga Uswatun Khasanah di Blitar. Pada Jumat (24/1), pukul 13.00 WIB, Hendi Suprapto ayah tiri korban, dan Ana Yuliani keluarga korban, mendatangi RSUD dr. Soeroto, Ngawi, untuk memastikan identitas korban mayat tanpa kepala dan beberapa bagian kaki di dalam koper merah.
“Kami datang untuk memastikan apakah jenazah itu benar anak kami. Berdasarkan ciri-ciri seperti gelang, sandal, dan tindik diatas pusar, kami yakin 90 persen itu Uswatun,” ungkap Hendi.
Hendi menjelaskan bahwa Uswatun adalah anak pertama dari tiga bersaudara. la meninggalkan rumah di Blitar pada Jumat (17/1) dan tidak bisa dihubungi sejak Senin (20/1).
Menurut Hendi, keseharian Uswatun bekerja sebagai sales kosmetik dan tinggal di rumah kontrakan di daerah Tulungagung.
Uswatun Khasanah berusia 29 tahun lahir di Blitar pada 25 April 1995 dengan status pernikahan cerai hidup dan beragama Islam dan sehari-harinya bekerja di Tulungagung, yang merupakan tetangga Kabupaten Blitar.

Almarhumah memiliki tinggi badan 152 cm dan warna kulit kuning langsat mengarah ke putih.
Almarhum Uswatun Khasanah memiliki 2 anak dan sehari-harinya diasuh oleh keluarganya di Garum, Blitar. Ibu Uswatun Khasanah telah menikah lagi.
“Kami baru tahu kabar ini tadi malam dari pihak kepolisian. Kami sangat berharap pelaku segera tertangkap. Cara pelaku ini benar-benar keji tidak manusiawi,” tegasnya.
Ana Yuliani, kerabat dekat korban, mengungkapkan bahwa Uswatun telah lama bercerai dan memiliki dua anak yang berusia 7 dan 10 tahun.
“Dia tidak pernah bawa teman ke rumah jika pulang. Terakhir kami bertemu di Blitar, Jumat lalu. Dia pamit pergi keluar kota, tapi tidak menyebutkan tujuannya,” ujarnya sambil menahan air mata.
Di Blitar, rumah nenek korban di Desa Bence dipenuhi pelayat. Ibu kandung korban, yang tinggal di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, juga tampak terpukul dengan kabar ini. Bersama Hendi dan kepala dusun, ia pergi ke Ngawi untuk memastikan jasad anaknya.

Kapolsek Garum, AKP Punjung S, membenarkan bahwa korban merupakan warga Desa Bence, Kecamatan Garum.
“Korban tinggal bersama neneknya di Blitar. Jika tidak bekerja di Tulungagung, korban biasa pulang ke rumah neneknya,” ujar Punjung.
Ayah kandung korban, Nur Khalim, yang tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, juga menyampaikan rasa kehilangan mendalam.
“Setiap kali pulang ke Blitar, dia pasti mampir ke rumah saya. Terakhir kami bertemu seminggu lalu. Saya sangat terpukul mendengar kabar ini,” ungkapnya.
Penyelidikan Polisi
Kasus mutilasi ini mendapat perhatian serius dari kepolisian. Tim Jatanras Polda Jawa Timur dan Polres Ngawi tengah bekerja keras mengungkap pelaku di balik pembunuhan keji ini.
“Kami telah menemukan identitas korban dan sedang mengembangkan penyelidikan. Saat ini, kami fokus mencari orang terakhir yang berkomunikasi dengan korban,” ujar AKBP Arbaridi Jumhur, Kasubdit III Jatanras Polda Jawa Timur.

Barang bukti diantaranya, berupa gelang tali warna hitam dengan bandul menyerupai emas, tali kuncir rambut, dan rok warna hitam ukuran L di tubuh korban, sepasang sandal merek Chungkus berpola Dior, selimut bermotif lurik garis-garis.
Koper berwarna merah yang digunakan pelaku membuang jasad korban bermerk Reindit. Juga mengamankan tali sumbu warna putih yang digunakan pelaku untuk mengikat kaki dan tangan korban.
Ditemukan juga tali tas warna hitam yang digunakan untuk mengikat kedua tangan korban.
Pihak Kepolisian masih terus mencari keberadaan bagian tubuh korban yang hilang, termasuk kepala dan kaki.
Keluarga korban berharap pelaku segera tertangkap dan dihukum seberat-beratnya.
“Harapan kami, anggota tubuh korban segera ditemukan dan pelaku segera ditangkap serta menerima hukuman setimpal atas perbuatan sadis dan tidak manusiawi ini,” tukas Hendi.
Discussion about this post