Mojokerto, Moralita.com – KH. Asep Saifuddin Chalim menyampaikan pernyataan tegas kepada organisasi kepala desa yang menolak bergabung dengan Paguyuban Kepala Desa (PKD) Kabupaten Mojokerto. Menurutnya, pihak yang tidak mau bersatu di bawah naungan PKD adalah provokator yang sengaja ingin memecah belah persatuan para kepala desa di Kabupaten Mojokerto.
“Saya sendiri adalah pembina langsung PKD. Mereka yang menolak bersatu berarti ingin menghalangi terwujudnya cita-cita Kabupaten Mojokerto yang lebih maju, adil, dan makmur,” ujar KH. Asep Saifuddin Chalim dalam keterangannya, Kamis malam (13/3).
Kyai Asep mengimbau seluruh kepala desa di Kabupaten Mojokerto untuk bersatu dalam PKD dan tidak mengikuti ajakan pihak-pihak yang memprovokasi serta menentang pemerintahan Kabupaten Mojokerto. Ia menegaskan bahwa perpecahan yang diciptakan hanya akan menjadi bergaining untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Pernyataan ini disampaikan setelah diketahui bahwa dua kecamatan, yakni Kecamatan Dawarblandong dan Kecamatan Trawas, tidak menghadiri acara pelantikan PKD di Pendopo Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
“Siapapun yang mengajak perpecahan adalah provokator. Saya mengundang mereka (organisasi kepala desa lain) untuk berdiskusi secara langsung. Saya ingin tahu alasan mereka tidak mau bersatu dan bergabung dengan PKD,” tegasnya.
Kyai Asep juga meminta para kepala desa yang belum bergabung dengan PKD untuk menemuinya secara langsung. Ia menegaskan bahwa PKD siap mengakomodir semua aspirasi kepala desa. Namun, jika provokasi dan upaya perpecahan terus berlanjut, ia tidak akan segan melaporkan hal tersebut kepada aparat.
“Kalau tidak segera membubarkan diri dan bergabung dengan PKD, maka saya katakan mereka adalah provokator dan pemecah belah persatuan Kepala Desa di Kabupaten Mojokerto,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kyai Asep menyoroti adanya dugaan keterlibatan seorang yang disebut juga tokoh agama yang membekingi dan memfasilitasi para Kades untuk menolak bergabung dengan PKD. Ia menyayangkan sikap tokoh agama tersebut yang justru memperkeruh suasana dan menciptakan perpecahan di tingkat pemerintahan desa.
“Kalau benar ada pihak yang membekingi yang disebut-sebut sebagai Gus, seharusnya ia memberi teladan baik sebagai tokoh agama. Bukan justru menjadi pemecah belah. Saya sudah berkoordinasi dengan pihak aparat untuk menindak tegas kepada pihak yang berupaya menciptakan perpecahan di Kabupaten Mojokerto,” bebernya.
Dengan pernyataan tegas ini, KH. Asep Saifuddin Chalim berharap seluruh kepala desa di Kabupaten Mojokerto dapat bersatu di bawah naungan PKD sebagai wadah resmi Kepala Desa yang bertujuan mendukung pemerintahan dan memperjuangkan kemajuan daerah.
Ia menegaskan bahwa persatuan adalah kunci utama untuk mewujudkan Kabupaten Mojokerto sebagai miniatur bangsa Indonesia yang lebih maju, adil, dan makmur sesuai cita-cita kemerdekaan.
“Saya tahu mereka berupaya untuk mencoba mempressure para Kepala Desa yang ada di PKD yang dibenturkan dengan APH, dan ada upaya janji pengamanan dari APH kepada Kades yang tergabung disana, itu modusnya,” tandas Kyai Asep.
Discussion about this post