Beranda News Menkes Budi: 20 Anak Meninggal Akibat Campak di Sumenep, Hoaks Imunisasi Jadi Pemicu
News

Menkes Budi: 20 Anak Meninggal Akibat Campak di Sumenep, Hoaks Imunisasi Jadi Pemicu

Pelaksanaan imunisasi campak yang ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim.

Sumenep, Moralita.c0m – Jumlah korban meninggal akibat wabah campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus bertambah. Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, mengonfirmasi bahwa hingga Kamis (28/8), sebanyak 20 anak dilaporkan meninggal dunia.

“Yang meninggal sudah 20 anak. Kita harapkan dalam dua minggu ke depan angka ini bisa berhenti dan tidak bertambah lagi,” ujar Budi saat meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi campak di TK-PAUD Qurrota A’yun, Desa Marengan Daya, Kecamatan Kota Sumenep.

Budi menegaskan bahwa kematian anak-anak tersebut tidak terlepas dari maraknya informasi menyesatkan terkait vaksinasi. Menurutnya, hoaks yang beredar di masyarakat telah menciptakan ketakutan dan membuat sebagian orang tua enggan membawa anaknya untuk imunisasi.

“Yang meninggal ini bukan karena vaksinnya tidak ada, tapi gara-gara masyarakat terus diteror dengan berita-berita bohong. Ada yang bilang imunisasi tidak bermanfaat, bahkan berbahaya. Orang-orang yang menyebarkan kabar seperti itu yang menyebabkan 20 anak ini kehilangan nyawa,” tegasnya.

Baca Juga :  Disdik Sumenep Rasionalisasi 27 SD sejak 2022, Prioritaskan Efisiensi dan Mutu Layanan Pendidikan

Menkes menambahkan, kabar bohong terkait vaksinasi dapat menimbulkan dampak fatal. “Sekarang banyak berita palsu, seperti larangan imunisasi dengan alasan nanti dimasukkan ini atau itu. Itu bukan hanya menyesatkan, tetapi juga jahat, karena akibatnya adalah nyawa anak-anak,” ujarnya dengan nada geram.

Baca Juga :  Sri Mulyani: Penyesuaian Tarif BPJS Kesehatan untuk Jaga Keberlanjutan Program JKN

Budi menekankan bahwa tidak semestinya ada korban jiwa akibat campak, sebab penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.
“Satu anak meninggal saja sebenarnya sudah tidak boleh terjadi. Apalagi sampai puluhan. Karena kita punya vaksin yang seharusnya bisa melindungi anak-anak dari campak,” jelasnya.

Dalam kunjungannya di Sumenep, Budi tidak hanya meninjau kegiatan vaksinasi di sekolah, tetapi juga menyempatkan diri menjenguk pasien campak yang sedang dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Garam Kalianget, Kecamatan Kalianget. Selain itu, ia mendatangi rumah warga di Desa Kalianget Timur yang anaknya telah sembuh dari campak.

Turut mendampingi Menkes dalam kunjungan tersebut antara lain tim Kementerian Kesehatan, jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kabupaten Sumenep, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Sumenep, serta petugas vaksinasi dari sejumlah puskesmas.

Baca Juga :  DPRD Sumenep Ungkap Dugaan Pelanggaran Tata Niaga Tembakau, Soroti Peran Oknum dan Lemahnya Pengawasan

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, hingga 26 Agustus 2025 terdapat 2.268 kasus campak dengan 17 anak meninggal dunia. Namun, angka kematian kini bertambah menjadi 20 anak setelah dilakukan verifikasi terbaru.

Untuk menekan penyebaran, pemerintah daerah bersama Kementerian Kesehatan menggelar program imunisasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) sejak 25 Agustus 2025. Program ini menyasar 73.969 anak baik di wilayah daratan maupun kepulauan Sumenep.

Sebelumnya

Program Makan Bergizi Gratis di Paron Ngawi Mendadak Dihentikan, Ribuan Pelajar Kecewa

Selanjutnya

Subsidi Listrik 2026 Naik Jadi Rp101,72 Triliun, Fokus pada Listrik Desa dan Subsidi Tepat Sasaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Moralita
Bagikan Halaman