Mojokerto, Moralita.com – Pabrik Gula (PG) Gempolkrep secara resmi memulai musim giling tahun 2025 dengan tekad baru dan komitmen kuat mendukung program strategis nasional Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan, khususnya pada sektor gula.
Pembukaan musim giling ini juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu sebagai mitra utama industri gula di Kabupaten Mojokerto.
Dalam sambutannya, General Manager PG Gempolkrep, Edy Purnomo, menyampaikan bahwa target giling tahun 2025 ditetapkan sebesar 1 juta ton tebu, naik sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, diharapkan diperoleh produksi gula sebesar 83 ribu ton dengan rendemen optimal sebesar 8 persen.
“Target ini adalah bentuk kontribusi kami terhadap kemandirian pangan nasional sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan petani tebu. Kami telah mempersiapkan fasilitas produksi secara menyeluruh dan memohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar target tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien,” ujar Edy, Sabtu, (3/5).
Direktur Operasional PT Sinergi Gula Nusantara, Dodik Ristiawan, turut menegaskan bahwa PG Gempolkrep memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya dalam upaya memenuhi kebutuhan gula domestik.
Menurutnya, keberhasilan musim giling tidak hanya ditentukan oleh kesiapan teknis, tetapi juga kolaborasi dan sinergi yang erat antara perusahaan, petani, lembaga perbankan, serta pemerintah daerah.
“PG Gempolkrep telah menyusun langkah-langkah operasional yang komprehensif untuk menyambut musim panen tahun ini. Kami optimis dapat menggiling lebih dari satu juta ton tebu dengan produktivitas tinggi. Namun, pencapaian ini tentu bergantung pada kerja sama yang solid antara seluruh pihak, terutama mitra petani tebu yang menjadi ujung tombak sektor ini,” jelas Dodik.
Ia juga menekankan pentingnya pelayanan yang berkualitas, pengelolaan kemitraan yang adil, serta terbukanya komunikasi dua arah sebagai faktor penting dalam menjaga kepercayaan dan meningkatkan produktivitas sektor perkebunan tebu di Mojokerto.
Sementara itu, Bupati Mojokerto, Muhamad Albarraa yang akrab disapa Gus Barra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembukaan musim giling bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan simbol rasa syukur sekaligus momentum kolaboratif antara pemerintah, petani, dan pelaku industri untuk mewujudkan produksi gula yang optimal, efisien, dan berkelanjutan.
“Kemitraan yang harmonis antara pabrik dan petani adalah fondasi utama bagi ketahanan pangan daerah dan nasional. Pemerintah Kabupaten Mojokerto berkomitmen memberikan dukungan melalui kebijakan, fasilitasi, dan pendampingan teknis yang berpihak pada produktivitas serta kesejahteraan petani,” tegasnya.
Gus Barra juga menekankan pentingnya pelaksanaan giling yang berorientasi pada keselamatan kerja, efisiensi energi, dan kelestarian lingkungan. Menurutnya, keberhasilan industri gula di Mojokerto tidak hanya mencerminkan capaian produksi, tetapi juga kontribusi riil terhadap perekonomian lokal. Ia bahkan menyebut bahwa ekosistem industri gula, yang mencakup petani, pekerja, pengemudi, hingga pengelola, melibatkan lebih dari 10 ribu orang.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran direksi, manajemen, dan petani yang telah berkomitmen menjalankan kerja keras ini. Mari kita jadikan musim giling 2025 sebagai simbol semangat baru untuk semakin produktif inovatif, dan sinergis dalam mewujudkan Mojokerto yang lebih maju dan mandiri,” tutupnya.
Dengan optimisme dan kolaborasi lintas sektor, musim giling 2025 di PG Gempolkrep diharapkan dapat menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan menuju kemandirian pangan nasional, sekaligus penggerak pertumbuhan ekonomi regional yang berkelanjutan.
Discussion about this post