Orang Tua Korban Tragedi Pantai Drini Laporkan Kepala SMPN 7 Mojokerto dan Pihak Travel ke Polisi
Oleh Redaksi Moralita — Selasa, 4 Februari 2025 12:19 WIB; ?>

Orang Tua korban Malvein didampingi kuasa hukumnya saat melapor ke Polres Gunungkidul.
Mojokerto, Moralita.com – Orang tua Malvein Yusuf Adh Dhuha, siswa kelas 7 SMPN 7 Kota Mojokerto yang meninggal dunia dalam tragedi Pantai Drini, melaporkan kepala sekolah dan guru pendamping ke Polres Gunungkidul, Selasa, (4/2).
Selain itu, mereka juga mengajukan laporan terhadap beberapa pihak lain yang dianggap bertanggung jawab atas insiden tersebut, yakni Mojopahit Tour & Travel selaku penyedia armada angkutan serta pengelola wisata Pantai Drini.
Laporan ini diajukan oleh orang tua korban, Yosep Tri Andreas dan Istichomah, yang merupakan warga Balongrawe Gg. Al Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Dalam proses hukum ini, mereka didampingi oleh kuasa hukum Rifan Hanum, yang menegaskan bahwa laporan tersebut didasarkan pada dugaan kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa empat siswa dalam kegiatan outing class di Pantai Drini.
“Saya mendampingi orang tua korban untuk melaporkan kepala sekolah, wali kelas, pemilik Mojopahit Tour & Travel, serta pengelola wisata Pantai Drini atas dugaan tindak pidana kelalaian yang menyebabkan kematian, sebagaimana diatur dalam Pasal 359 KUHP,” ujar Rifan Hanum di Polres Gunungkidul, Selasa (4/2).
Laporan ini telah diterima oleh Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Gunungkidul dengan nomor registrasi LP-B/06/II/2025/SPKT/Polres Gunungkidul/Polda D.I. Yogyakarta. Rifan menyatakan bahwa laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.
“Kami berharap pihak kepolisian Dapat mengusut tuntas semua pihak yang terlibat. Jika terbukti bersalah, mereka harus menerima sanksi hukum yang setimpal dengan perbuatannya,” tegasnya.
Kronologi Kejadian: Siswa Hanyut Saat Outing Class
Tragedi ini bermula saat SMPN 7 Kota Mojokerto mengadakan kegiatan outing class ke Yogyakarta. Rombongan siswa berangkat pada Senin (27/1) malam dan tiba di destinasi pertama, Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1) pukul 05.00 WIB.
Namun, di tengah aktivitas bermain di pantai, belasan siswa terseret ombak. Sebanyak sembilan siswa berhasil diselamatkan, sementara tiga siswa lainnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa beberapa jam kemudian, termasuk Malvein Yusuf Adh Dhuha.
Satu korban lainnya, Rifki Yudha Pratama, baru ditemukan pada keesokan harinya, juga dalam kondisi meninggal dunia.
Dugaan Upaya Penutupan Informasi oleh Sekolah
Ironisnya, pihak sekolah tidak segera melaporkan kejadian ini kepada keluarga korban, bahkan diduga cenderung menutup-nutupi informasi. Sikap kepala sekolah dan guru pendamping yang bungkam sejak awal semakin memantik kekecewaan serta kemarahan pihak keluarga.
Kemarahan tersebut juga diungkapkan oleh Mat Apip, ayah dari korban lainnya, Alfian Aditya Pratama.
“Istri saya sempat marah-marah ke pihak sekolah karena sulit dihubungi. Saya sendiri sebenarnya sudah ikhlas,” ujarnya.
Kasus ini kini dalam tahap penyelidikan oleh pihak Polres Gunung Kidul. Masyarakat berharap proses hukum dapat berjalan transparan dan memberikan keadilan bagi para korban serta keluarganya.
- Author: Redaksi Moralita
At the moment there is no comment