Pembangunan Kembali SDN Kalibuntu 1 Tertunda, Kendala Teknis dan Anggaran Jadi Hambatan
Oleh Tim Redaksi Moralita — Kamis, 7 Agustus 2025 15:59 WIB; ?>

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau lokasi SDN Kalibuntu, Probolinggo.
Probolinggo, Moralita.com – Harapan untuk membangun kembali empat ruang kelas yang rusak di SDN Kalibuntu 1, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, hingga kini masih belum terealisasi. Meski kerusakan sudah terjadi sejak awal tahun akibat abrasi dan banjir, pelaksanaan rehabilitasi gedung sekolah tersebut dipastikan tertunda hingga tahun 2026.
Kerusakan parah terjadi di sisi timur sekolah, di mana empat ruang kelas terdampak langsung oleh terjangan air. Kendati Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah mengambil sejumlah langkah awal, pelaksanaan pembangunan masih terkendala oleh persoalan teknis dan keterbatasan anggaran.
“Bukan hanya soal membangun empat ruang kelas, tetapi juga mempertimbangkan aspek keamanan lokasi. Area timur sekolah masih terus tergerus air. Kalau dipaksakan tanpa penguatan tanah, maka dikhawatirkan akan kembali rusak,” ujar Sri Agus Indaryati, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, pada Selasa (5/8).
Sri Agus menjelaskan bahwa pembangunan ulang gedung sekolah tersebut diproyeksikan menelan anggaran lebih dari Rp1 miliar, mengingat rencana pembangunan akan dilakukan secara bertingkat dan disertai penguatan tanah di sekitarnya. Namun, hingga saat ini, dana tersebut belum tersedia.
“Sudah kami coba ajukan melalui berbagai jalur, termasuk dana tidak terduga. Tapi tetap terkendala teknis. Alat berat tidak bisa menjangkau lokasi karena akses jalan yang terlalu sempit,” jelasnya.
Akibat keterbatasan tersebut, pemerintah daerah merencanakan pengajuan ulang pembangunan SDN Kalibuntu 1 pada tahun anggaran 2026 melalui skema Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar masih dapat dilakukan di beberapa ruang kelas yang tersisa dan masih laik pakai.
“Kalau nanti sudah dianggarkan tahun depan, pembangunan harus dilaksanakan secara simultan dengan pemerataan dan penguatan tanah di titik yang rusak,” tambah Sri Agus.
Tak hanya pemerintah kabupaten, perhatian terhadap kondisi sekolah juga datang dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara langsung telah meninjau lokasi sekolah beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan komitmennya untuk mendukung penanganan darurat dan membuka peluang bantuan dari provinsi.
“Saat itu, saya melihat langsung kondisi sekolah. Ada pekerjaan sementara yang sedang dilakukan, seperti pembangunan plengsengan dan penguatan struktur tanah di sekitar sekolah,” tutur Khofifah saat kunjungan ke Kalibuntu.
Gubernur Khofifah juga mendorong pihak sekolah dan pemerintah daerah untuk segera mengajukan permohonan bantuan secara resmi. “Kalau memang ada lima ruang kelas yang rusak, silakan ajukan proposal ke Pemprov Jawa Timur. Surat permohonan bisa diajukan melalui Badan Keuangan Daerah (BKD),” ungkapnya.
Saat ini, upaya penanganan yang bisa dilakukan masih bersifat darurat. Sementara pembangunan permanen menunggu tersedianya alokasi anggaran yang memadai. Pemerintah daerah pun diharapkan segera menyelesaikan proses koordinasi lintas instansi agar pembangunan sekolah dapat segera dilakukan secara menyeluruh dan tuntas, demi menjamin keselamatan serta kenyamanan proses belajar-mengajar bagi para siswa dan guru.
Artikel terkait:
- Forkopimda Jatim Terapkan Aturan Ketat Penggunaan Sound System demi Ketertiban dan Kenyamanan Publik
- 145 Pelajar Papua Resmi Ikuti Program ADEM 2025 di Jawa Timur, Khofifah: Mereka Adalah Agen Perubahan Masa Depan
- Gubernur Khofifah Bantah Isu PHK Massal di PT Gudang Garam, Tegaskan Hanya Pensiun Dini
- Pemprov Jatim Siapkan Regulasi Khusus Atasi Polemik Sound Horeg
- Penulis: Tim Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar