Sabtu, 19 Jul 2025
light_mode
Home » News » Penasihat Presiden Mari Elka Pangestu: Indonesia Tidak Beri Akses Penuh kepada AS dalam Negosiasi Tarif

Penasihat Presiden Mari Elka Pangestu: Indonesia Tidak Beri Akses Penuh kepada AS dalam Negosiasi Tarif

Oleh Redaksi Moralita — Jumat, 18 Juli 2025 10:31 WIB

Jakrta, Moralita.com – Penasihat Khusus Presiden RI untuk Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu, menegaskan bahwa Indonesia tidak memberikan akses pasar penuh kepada Amerika Serikat seperti yang diklaim oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Trump terkait kesepakatan tarif resiprokal dengan Indonesia.

Menurut Mari, proses negosiasi perdagangan antara kedua negara masih berlangsung secara konstruktif dan positif, namun dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional. Pemerintah Indonesia, kata Mari, berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara keterbukaan pasar dan perlindungan terhadap sektor domestik.

“Sebagai negara berdaulat, Indonesia memastikan bahwa setiap langkah dalam kerja sama internasional tetap menjaga kepentingan dalam negeri. Ini bukan soal membuka seluruh akses kepada Amerika Serikat. Pendekatan kami bersifat seimbang dan bernuansa,” ujar Mari dalam wawancara bersama Bloomberg yang dikutip Kamis (17/7).

Baca Juga :  Presiden Prabowo: Tarif Impor Indonesia–Uni Eropa Hampir 0 Persen Usai Finalisasi IEU-CEPA

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional tersebut menyatakan bahwa tidak mudah untuk memprediksi apakah AS, di bawah kepemimpinan Trump, akan bersedia menurunkan tarif impor yang saat ini telah ditetapkan sebesar 19 persen terhadap sejumlah komoditas ekspor Indonesia.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tetap menempuh jalur diplomasi yang bermartabat. Proses negosiasi dilakukan dengan itikad baik untuk membangun hubungan ekonomi jangka panjang yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

“Kami terus mengeksplorasi potensi kemitraan strategis, khususnya di sektor mineral, logistik, dan rantai pasok yang saat ini menjadi fokus utama AS dalam mendiversifikasi sumber daya mereka,” jelasnya.

Mari juga menyinggung kemungkinan pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Donald Trump. Menurutnya, pertemuan tersebut akan sangat penting dalam memperkuat fondasi hubungan bilateral, meskipun hingga saat ini belum ada konfirmasi waktu dan tempat pelaksanaannya.

Baca Juga :  Celios: Potensi Kerugian Negara Capai Rp7,68 Triliun per Tahun Akibat Tarif Impor Nol Persen untuk Produk AS

“Belum ada kepastian jadwal, namun tentu saja semakin cepat pertemuan dilakukan, semakin baik. Saat ini, yang terpenting adalah menyiapkan fondasi kerja samanya. Tim negosiasi kami juga masih aktif di AS dan berkoordinasi dengan kementerian terkait di dalam negeri,” tambahnya.

Terkait pernyataan Trump mengenai kebijakan tarif nol persen untuk seluruh produk ekspor AS ke Indonesia, Mari mengklarifikasi bahwa kebijakan tersebut bukanlah hal baru sepenuhnya. Berdasarkan data pemerintah, sebagian besar komoditas AS memang telah menikmati tarif rendah atau bahkan nol persen saat masuk ke pasar Indonesia.

“Jika kita melihat data sebelumnya, sebenarnya sekitar 28 persen dari total barang impor asal Amerika Serikat telah dikenakan tarif nol persen. Jadi, pernyataan bahwa semua produk AS akan mendapat tarif 0 persen bukanlah hal yang sepenuhnya baru atau mengejutkan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Trump Naikkan Tarif Impor untuk 23 Negara, Indonesia Terkena Tarif 32 Persen

Pemerintah, lanjut Mari, telah melakukan analisis menyeluruh terhadap potensi dampak kebijakan tersebut terhadap struktur ekonomi domestik. Dalam konteks ini, pendekatan yang hati-hati dan berbasis data menjadi kunci utama agar Indonesia tidak berada dalam posisi yang merugikan dalam perjanjian bilateral dengan AS.

“Tujuan utama kami adalah menciptakan skema kerja sama yang berlandaskan prinsip ‘win-win solution’. Kami ingin memastikan bahwa hasil akhir dari negosiasi ini tidak hanya menguntungkan AS, tapi juga memberikan nilai tambah bagi ekonomi dan industri nasional,” tutupnya.

  • Author: Redaksi Moralita

Komentar (0)

At the moment there is no comment

Please write your comment

Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required

expand_less