Pentagon Klaim Serangan Udara ke Iran Mundurkan Program Nuklir hingga Dua Tahun
Oleh Redaksi Moralita — Jumat, 4 Juli 2025 07:45 WIB; ?>

Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell.
Washington, D.C., Moralita.com – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengklaim bahwa serangan udara yang dilancarkan terhadap Iran pada 22 Juni 2025 telah secara signifikan menghambat kemajuan program nuklir negara tersebut. Menurut Pentagon, hasil intelijen menunjukkan bahwa operasi militer tersebut telah berhasil memundurkan program nuklir Iran antara satu hingga dua tahun.
“Kami menilai program mereka telah mengalami kemunduran selama satu hingga dua tahun. Setidaknya, itu merupakan penilaian sementara berdasarkan analisis intelijen internal Departemen Pertahanan,” ujar Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell, dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters pada Jumat (4/7).
Belum Ada Bukti Konkret yang Dipublikasikan
Meski menyampaikan pernyataan tegas, Parnell tidak mengungkapkan rincian bukti yang mendukung klaim kemunduran program nuklir Iran tersebut. Ia hanya menambahkan bahwa badan intelijen Amerika Serikat terus memantau secara intensif dampak serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran, terutama pasca pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut bahwa situs-situs tersebut telah dihancurkan sepenuhnya.
“Seluruh data intelijen yang kami kumpulkan mengarah pada kesimpulan bahwa fasilitas-fasilitas utama milik Iran telah mengalami kerusakan total,” ungkap Parnell.
Dalam serangan tersebut, militer Amerika Serikat mengerahkan kekuatan udara besar-besaran. Beberapa pesawat pengebom strategis menjatuhkan lebih dari selusin bom penghancur bunker seberat 30.000 pon (setara 13.600 kilogram), serta lebih dari dua lusin rudal jelajah serang darat Tomahawk. Target utama dalam operasi ini adalah tiga fasilitas nuklir strategis yang diklaim sebagai bagian dari program pengayaan uranium Iran.
Respons Iran: Kerusakan di Fordow Diakui, Tapi…
Sejumlah analis internasional menyatakan bahwa kemungkinan besar Iran telah lebih dulu memindahkan sebagian besar persediaan uranium dari lokasi Fordow sebelum serangan dilakukan. Kendati demikian, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengonfirmasi bahwa situs tersebut memang mengalami kerusakan serius akibat serangan udara tersebut.
“Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi di Fordow. Namun, informasi yang kami miliki sejauh ini menunjukkan bahwa fasilitas-fasilitas di lokasi tersebut mengalami kerusakan sangat parah,” ujar Araqchi dalam wawancara eksklusif dengan CBS News.
Ketegangan AS–Iran Kembali Memanas
Serangan udara ini menjadi salah satu aksi militer paling agresif yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Iran dalam satu dekade terakhir. Meskipun Washington mengklaim tindakan ini sebagai bagian dari upaya pencegahan proliferasi nuklir, banyak pihak khawatir eskalasi konflik dapat memicu ketidakstabilan lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Hingga kini, komunitas internasional, termasuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai dampak serangan tersebut terhadap kapasitas nuklir Iran. Sementara itu, pemerhati hubungan internasional menyerukan agar kedua negara kembali ke meja perundingan guna menghindari konflik lebih lanjut.
- Penulis: Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar