Surabaya, Moralita.com – Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya menggelar kegiatan istighosah dan seminar nasional bertajuk “Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional KH. Yusuf Hasyim” pada Rabu malam (28/5). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian upaya kolektif untuk menguatkan dukungan terhadap pengusulan almarhum KH. Yusuf Hasyim sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung khidmat dan penuh semangat kebangsaan tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, serta Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, KH. Asep Saifuddin Chalim. Hadir pula sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU), akademisi, perwakilan instansi pemerintahan, tenaga kesehatan, serta elemen masyarakat lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya peran para ulama dalam sejarah perjuangan kemerdekaan dan pembentukan karakter kebangsaan. Menurutnya, KH. Yusuf Hasyim merupakan salah satu figur sentral yang tak hanya berperan dalam bidang keagamaan, tetapi juga militer dan diplomasi kemerdekaan.
“Seminar ini bukan sekadar bentuk dukungan administratif terhadap pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi KH. Yusuf Hasyim. Lebih dari itu, ini adalah bagian dari proses dokumentasi sejarah dan keteladanan beliau agar dapat diwariskan kepada generasi penerus bangsa,” ujar Khofifah.
Gubernur juga menyoroti kiprah KH. Yusuf Hasyim dalam peristiwa bersejarah 10 November di Surabaya serta perannya dalam menggagalkan upaya penguasaan Madiun oleh kekuatan asing. Dikenal sebagai tokoh militer santri sekaligus pemimpin Laskar Hizbullah, KH. Yusuf Hasyim menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak usia muda.
Sementara itu, KH. Asep Saifuddin Chalim mengungkapkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan berbagai dokumen historis, buku biografi, dan arsip penting terkait perjuangan KH. Yusuf Hasyim untuk diserahkan kepada Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) dan Sekretariat Negara.
“Beliau mulai aktif dalam perjuangan sejak usia 12 tahun. Salah satu kontribusi besarnya adalah berhasil mempertahankan Madiun agar tidak jatuh ke tangan asing yang ingin menjadikannya negara bagian. Jika bukan karena perjuangan beliau, sejarah Indonesia mungkin akan sangat berbeda,” ungkap KH. Asep.
Ia juga menekankan bahwa publikasi dan penyebarluasan informasi tentang jasa-jasa KH. Yusuf Hasyim merupakan aspek penting untuk mempercepat proses pengusulan di tingkat pusat.
Seminar ini turut menjadi ruang diskusi strategis tentang urgensi pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh NU tersebut. Berbagai narasumber memaparkan kontribusi KH. Yusuf Hasyim dalam bidang pendidikan pesantren, perjuangan militer, serta aktivitas diplomatik pada masa awal kemerdekaan.
KH. Yusuf Hasyim dikenal sebagai figur yang menjembatani nilai-nilai keislaman dan nasionalisme. Selain menjadi pengasuh pesantren dan ulama terkemuka, beliau juga terlibat aktif dalam menjaga kedaulatan wilayah Indonesia pasca-Proklamasi melalui pendekatan militer dan sosial-politik yang bijak.
Melalui kegiatan istighosah dan seminar ini, masyarakat Jawa Timur secara kolektif menyuarakan harapan agar pemerintah pusat segera menetapkan KH. Yusuf Hasyim sebagai Pahlawan Nasional—sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa bagi bangsa dan negara.
Discussion about this post