Presiden Iran Terluka Ringan dalam Serangan Udara Israel di Teheran, Iran Siapkan Tindakan Balasan
Oleh Redaksi — Senin, 14 Juli 2025 17:19 WIB; ?>

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Teheran, Moralita.com – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dilaporkan mengalami luka ringan pada bagian kaki akibat serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel di Teheran pada 16 Juni 2025. Serangan tersebut disebut menargetkan lokasi rapat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran yang tengah berlangsung di ibu kota.
Mengutip laporan Al Jazeera, Senin (14/7), seorang pejabat tinggi Iran yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa serangan ini merupakan upaya pembunuhan yang disengaja dan terencana. Ia memperingatkan bahwa aksi tersebut tidak akan berlalu tanpa konsekuensi.
“Upaya ini tidak akan berhasil tanpa Israel membayar harganya,” tegas pejabat tersebut.
Sementara itu, kantor berita Fars News Agency juga merilis informasi lebih rinci terkait insiden yang terjadi di tengah konflik bersenjata selama 12 hari antara Iran dan Israel. Menurut laporan mereka, serangan udara tersebut melibatkan enam rudal yang diarahkan tepat ke pintu masuk dan keluar gedung rapat, dengan tujuan menghalangi jalur evakuasi serta memutus aliran udara. Serangan juga diiringi dengan pemadaman listrik yang diduga disengaja.
Meskipun seluruh akses utama telah dihancurkan, para pejabat tinggi Iran—termasuk Presiden Pezeshkian—berhasil dievakuasi melalui pintu darurat yang telah disiapkan sebagai bagian dari prosedur pengamanan. Namun, dalam proses evakuasi, Presiden Pezeshkian mengalami cedera ringan di bagian kaki.
Pascainsiden, otoritas keamanan Iran segera melakukan investigasi untuk menelusuri dugaan keterlibatan mata-mata Israel dalam operasi tersebut.
Dalam wawancaranya bersama tokoh media asal Amerika Serikat, Tucker Carlson, Pezeshkian secara terbuka menuding Israel sebagai dalang di balik upaya pembunuhan terhadap dirinya.
“Ini bukan ulah Amerika Serikat. Melainkan Israel. Mereka mengetahui keberadaan saya di lokasi rapat dan berusaha menggempurnya dengan rudal,” ungkap Pezeshkian.
Serangan Israel pada 13 Juni 2025 lalu disebut-sebut sebagai yang paling agresif dalam beberapa dekade terakhir. Dalam operasi tersebut, sejumlah tokoh penting Iran, termasuk komandan militer dan ilmuwan nuklir senior, dilaporkan tewas. Serangan ini juga terjadi hanya dua hari sebelum agenda perundingan nuklir antara Teheran dan Washington yang dijadwalkan berlangsung untuk melanjutkan dialog damai.
Menurut catatan Yayasan Martir dan Urusan Veteran Iran, konflik selama 12 hari tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.060 warga Iran.
Menanggapi agresi Israel, Iran segera melancarkan serangan balasan menggunakan pesawat nirawak (drone) dan rudal balistik. Dalam aksi tersebut, sebanyak 28 warga Israel dilaporkan tewas. Target utama Iran dalam serangan itu mencakup fasilitas militer dan intelijen Israel. Konflik akhirnya mereda setelah Amerika Serikat turun tangan menengahi dan memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata antara kedua pihak.
- Author: Redaksi
At the moment there is no comment