Ratusan Massa Demo di DPRD Jabar Jadi Korban Gas Air Mata, Unisba Dirikan Pos Medis Darurat
Oleh Redaksi — Sabtu, 30 Agustus 2025 09:32 WIB; ?>

Aula Universitas Islam Bandung menjadi titik evakuasi utama massa aksi yang terkena dampak gas air mata
Bandung, Moralita.com – Aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, pada Jumat (29/8), berujung ricuh hingga menimbulkan ratusan korban luka dan gangguan pernapasan akibat tembakan gas air mata.
Berdasarkan catatan tenaga medis Universitas Islam Bandung (Unisba), hingga pukul 21.30 WIB tercatat sebanyak 201 orang massa aksi mendapat perawatan medis. Mayoritas korban mengalami iritasi mata, sesak napas, hingga luka akibat desak-desakan saat mencoba menyelamatkan diri.
Pantauan kontributor Tirto, Aula Unisba menjadi titik evakuasi utama. Massa aksi yang terkena dampak gas air mata segera dilarikan ke lokasi tersebut untuk mendapatkan pertolongan cepat. Hingga pukul 22.00 WIB, kerumunan demonstran masih bertahan di sekitar Gedung DPRD Jabar, sementara tim medis terus melakukan penanganan darurat.
Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unisba, Fajar Awalia Yulianto, mengungkapkan jumlah korban terus meningkat sejak sore hari. “Sejak pukul 16.00 hingga 18.30 WIB, korban berdatangan tanpa henti. Kami menerapkan sistem triase darurat untuk memilah pasien sesuai tingkat kegawatan—mulai dari yang urgen, dapat ditunda, hingga yang tergolong ringan,” jelas Fajar kepada awak media.
Fajar menambahkan, fasilitas medis darurat yang disiapkan mencakup peralatan kegawatdaruratan seperti stetoskop, oksimeter, obat-obatan dasar, hingga perlengkapan P3K. Selain itu, tim medis juga menyiapkan logistik penunjang berupa makanan dan minuman bagi tenaga kesehatan yang bertugas.
Fakultas Kedokteran Unisba bertindak sebagai koordinator utama dalam penanganan korban. Pihak universitas menegaskan bahwa seluruh bantuan diberikan semata-mata atas dasar kemanusiaan, tanpa keberpihakan terhadap pihak mana pun.
“Kami tidak bekerja sendiri. Unisba berperan sebagai pusat koordinasi dengan dukungan STAI Sabili dan Universitas Pasundan (Unpas). Bahkan pos tambahan juga dibuka di Unpas, sehingga korban bisa terbagi dan penanganan lebih terkendali,” tegas Fajar.
Kericuhan di Bandung ini menambah daftar panjang aksi serupa di sejumlah kota besar Indonesia pascainsiden tewasnya pengemudi ojek online Affan Kurniawan di Jakarta. Publik menilai kebijakan tunjangan DPR sebagai pemicu kemarahan yang meluas, sementara tindakan represif aparat justru memperburuk keadaan dengan jatuhnya korban di berbagai daerah.
- Author: Redaksi
At the moment there is no comment