Senin, 4 Agu 2025
light_mode
Home » News » RSUD Prof. dr. Soekandar Optimalkan Kesadaran Kesehatan Mental Di Tempat Kerja Lewat Forum SIAR DUHA

RSUD Prof. dr. Soekandar Optimalkan Kesadaran Kesehatan Mental Di Tempat Kerja Lewat Forum SIAR DUHA

Oleh Redaksi Moralita — Senin, 4 Agustus 2025 18:13 WIB

Mojokerto, Moralita.com – RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto kembali merealisasikan Program Prioritas Bupati Mojokerto Muhamad Albarraa yakni KONTER (Konsultasi Dokter), Kegiatan ini diberi tajuk SIAR DUHA (Konsultasi dan Arahan Dokter untuk Kesehatan Anda), kali ini diinovasikan dalam format Round Table Discussion Series dengan tema sentral ‘Mental Health in the Workplace‘.

Agenda yang digelar pada Senin (4/8) ini menghadirkan dr. Ina Dewi Ardiyani, Sp.KJ, sebagai narasumber utama dan diikuti dengan antusias oleh jajaran tenaga kesehatan serta ASN di lingkungan rumah sakit.

Plt. Direktur RSUD Prof. dr. Soekandar, dr. Gigih Setijawan, Sp.P, MARS dalam sambutannya menegaskan pentingnya aspek kesehatan mental dalam ekosistem layanan kesehatan. Ia menuturkan bahwa seorang tenaga kesehatan harus memiliki kondisi mental dan fisik yang prima sebelum  memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

“Melalui agenda ini, kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa kesehatan mental bukan sekadar isu personal, melainkan fondasi penting bagi terciptanya lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan produktif,” tegasnya.

Baca Juga :  Pemkab Mojokerto Siapkan Legalitas 60 Koperasi Desa Merah Putih Tahap I, Akan Segera Dilaunching Bupati Mojokerto

Stres dan Role Strain di Lingkungan Kerja

Dalam pemaparannya, dr. Ina menjelaskan secara rinci tentang berbagai bentuk stres yang sering terjadi di tempat kerja, baik dari sisi fisik, emosional, hingga perilaku. Ia menyoroti fenomena role strain, sebuah kondisi ketika individu merasa terbebani oleh tuntutan beragam peran yang dijalankan secara bersamaan, terutama dalam struktur organisasi yang menuntut produktivitas tinggi dan respons cepat.

“Stres yang tidak dikelola dengan tepat akan memicu burnout, penurunan kinerja, bahkan gangguan kesehatan serius,” ujar dr. Ina.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, ia merekomendasikan penerapan teknik relaksasi, pengelolaan waktu yang efektif, serta pembentukan batasan kerja yang sehat guna menciptakan work-life balance yang berkelanjutan.

Kesehatan Mental Bukan Sekadar Bebas dari Gangguan Jiwa

Menurut dr. Ina, kesehatan mental bukan hanya tentang ketiadaan gangguan kejiwaan, tetapi juga mencakup kemampuan individu dalam mengelola emosi, merespons tekanan pekerjaan, dan mempertahankan produktivitas serta kebahagiaan secara keseluruhan.

Swafoto bersama Jajaran Direksi dan Pegawai pasca acara Round Table Discussion Mental Health in the Workplace.

Oleh sebab itu, kesadaran terhadap isu ini harus dimulai dengan perubahan pola pikir (mindset shift), menghilangkan stigma negatif terhadap masalah psikologis, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih suportif.

Baca Juga :  RSUD Prof. dr. Soekandar Mojokerto Menuju Cancer Center Unggulan, Gelar Pelatihan BTCLS untuk Tingkatkan Kompetensi Perawat

Upaya ini dapat diwujudkan melalui tiga pendekatan utama:
1. Edukasi Berkelanjutan: Sosialisasi pentingnya kesehatan mental melalui forum-forum diskusi dan pelatihan berkala.

2. Kegiatan Komunitas: Membentuk jejaring dukungan internal antarpegawai agar tercipta rasa saling peduli.

3. Kebijakan Organisasi: Mendorong kebijakan internal yang mendukung keseimbangan beban kerja dan perlindungan kesejahteraan mental pegawai.

Berdasarkan data yang dipaparkan dalam diskusi, stres kronis di tempat kerja terbukti memiliki korelasi tinggi dengan penurunan produktivitas, meningkatnya konflik interpersonal, serta keluhan kesehatan fisik seperti hipertensi dan gangguan tidur.

Baca Juga :  Paguyuban Kepala Desa (PKD) Kabupaten Mojokerto Rakor bersama Sekdakab

Oleh karena itu, RSUD Prof. dr. Soekandar menegaskan pentingnya pendekatan komprehensif melalui program promotif, preventif, dan kuratif guna menjaga kualitas layanan publik, khususnya di sektor kesehatan.

Forum ini mendapat respons positif dari peserta yang secara aktif berdiskusi, mengajukan pertanyaan, serta membagikan pengalaman pribadi terkait tantangan kesehatan mental di lingkungan kerja. Antusiasme ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan ruang dialog seputar isu mental health semakin tinggi di kalangan ASN dan tenaga medis.

“Kami berharap kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi menjadi fondasi budaya kerja baru yang lebih humanis dan berorientasi pada kesejahteraan bersama,” pungkas dr. Gigih.

Dengan kegiatan ini, RSUD Prof. dr. Soekandar menegaskan perannya tidak hanya sebagai institusi layanan kesehatan, tetapi juga sebagai pelopor dalam membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya kesehatan mental dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang tangguh, empatik, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

  • Author: Redaksi Moralita

Komentar (0)

At the moment there is no comment

Please write your comment

Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required

expand_less