SBY Tegaskan Tak Pernah Lakukan Cawe-Cawe ke Parpol Lain Saat Jabat Presiden Dua Periode
Oleh Tim Redaksi Moralita — Senin, 24 Februari 2025 20:14 WIB; ?>

Jajaran elit partai demokrat saat kongres VI
Jakarta, Moralita.com – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan refleksi perjalanan politiknya selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia selama dua periode.
Dalam pidatonya di Kongres VI Partai Demokrat yang berlangsung di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Senin (24/2), SBY menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berpikir untuk melakukan intervensi atau cawe-cawe dalam dinamika politik, termasuk dalam urusan internal partai lain.
Dalam kesempatan tersebut, SBY menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi Partai Demokrat selama lima tahun terakhir. Menurutnya, jika Partai Demokrat kalah dalam upaya mempertahankan legalitas kepemimpinan, Kongres VI ini tidak akan pernah terlaksana.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa periode 2014-2024 merupakan masa yang sangat berat bagi Partai Demokrat. Khususnya dalam lima tahun terakhir, kami menghadapi ancaman serius yang benar-benar menguji eksistensi partai,” ujar SBY.
SBY menegaskan bahwa keberhasilan Partai Demokrat dalam menghadapi ancaman tersebut tidak lepas dari kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Ia menyatakan bahwa tanpa perlindungan dan pertolongan Tuhan, Partai Demokrat mungkin tidak akan bertahan hingga saat ini.
“Jika kita kalah dalam pertarungan tersebut dan Tuhan tidak memberikan pertolongan-Nya, mungkin kita tidak akan berada di ruangan ini hari ini. Kami tidak menyerah dan berani melawan ketidakadilan serta kezaliman yang dilakukan oleh kekuatan yang secara ilegal dan amoral ingin merebut kepemimpinan sah Partai Demokrat,” tegasnya.
Lebih lanjut, SBY menegaskan bahwa selama satu dekade memimpin negara dengan dukungan penuh dari Partai Demokrat, dirinya tidak pernah melakukan intervensi buruk terhadap partai politik mana pun. Ia menekankan pentingnya mematuhi etika politik dan prinsip supremasi hukum dalam menjalankan kekuasaan.
“Selama 10 tahun saya memimpin negeri ini, tidak pernah terlintas di benak saya untuk melakukan cawe-cawe atau intervensi buruk dalam merampas kedaulatan partai politik mana pun. Saya memegang teguh prinsip etika politik, moralitas, dan kepatuhan terhadap hukum atau rule of law,” ujarnya.
SBY juga mengingatkan bahwa penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power merupakan pelanggaran serius yang bertentangan dengan amanah konstitusi. Menurutnya, tindakan tersebut adalah dosa politik terbesar yang mencederai kepercayaan publik dan merusak integritas sistem demokrasi.
“Kita harus ingat bahwa dalam politik, penyalahgunaan kekuasaan adalah perbuatan tercela dan merupakan pelanggaran terhadap amanah konstitusi. Ini adalah ujian moral bagi setiap pemimpin yang memegang kendali kekuasaan,” pungkasnya.
Artikel terkait:
- Presiden Prabowo Canangkan 80 Ribu Koperasi Merah Putih, Strategi Nasional Desa sebagai Sentra Ekonomi
- Megawati Soekarnoputri Absen di Sidang Tahunan MPR 2025, Kehadiran Belum Dapat Dipastikan
- Presiden Prabowo Mulai Realisasi Penghapusan Piutang Macet UMKM mulai Januari 2025
- GOR Delta Sidoarjo Siap Jadi Stadion Berstandar Internasional Usai Renovasi 95 Miliar
- Penulis: Tim Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar