Kamis, 7 Agu 2025
light_mode
Home » News » Wali Kota Surabaya Tanggapi Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI: Tidak Dilarang, Tapi Maknai Kemerdekaan dengan Bendera Merah Putih

Wali Kota Surabaya Tanggapi Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI: Tidak Dilarang, Tapi Maknai Kemerdekaan dengan Bendera Merah Putih

Oleh Redaksi Moralita — Rabu, 6 Agustus 2025 08:30 WIB

Surabaya, Moralita.com – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, akhirnya angkat bicara terkait fenomena pengibaran bendera bertema One Piece yang muncul di sejumlah titik di Surabaya menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Eri menegaskan bahwa secara aturan, tidak ada larangan resmi terkait pemasangan bendera bertema anime atau budaya populer. Namun, ia mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme dengan mengibarkan bendera Merah Putih sebagai simbol penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan kemerdekaan.

“Tidak ada larangan sebenarnya terkait pengibaran bendera One Piece atau anime lain, seperti saya sendiri penggemar Naruto, saya pun membeli atributnya. Namun, saya mohon kepada warga Surabaya, ini adalah momentum kemerdekaan bangsa yang diperjuangkan dengan darah dan nyawa oleh para pahlawan. Maka dari itu, mari kita hormati perjuangan tersebut dengan mengibarkan bendera Merah Putih,” ujar Eri Cahyadi saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Selasa (5/8).

Baca Juga :  Eri Cahyadi : Surabaya akan Terapkan Sistem Rotasi Berbasis Visi Misi untuk Kepala Perangkat Daerah 2025

Lebih lanjut, Eri menekankan bahwa HUT RI bukan sekadar seremoni, melainkan momen untuk merefleksikan nilai-nilai kebangsaan seperti persatuan, kebersamaan, gotong royong, serta penguatan semangat Pancasila sebagai dasar negara.

“Apa yang diinginkan oleh para pejuang adalah kebahagiaan untuk rakyatnya. Maka pada hari kemerdekaan, jangan ada yang dikibarkan selain bendera Merah Putih dan lambang negara Pancasila. Mari kita isi kemerdekaan ini dengan mempererat persatuan dan memelihara semangat kebersamaan,” imbuhnya.

Terkait adanya permintaan penurunan bendera bergambar Jolly Roger (lambang bajak laut dari serial One Piece) yang ditemukan berkibar di bawah bendera Merah Putih di kawasan Kejawan, Mulyorejo, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa langkah tersebut bukan bentuk pelarangan, melainkan bagian dari pendekatan edukatif yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga :  Wali Kota Surabaya Pastikan Kondusivitas Terjaga Usai Dialog dengan Ormas Terkait Isu Jukir Liar

“Setelah diberi pemahaman, warga langsung mengerti dan dengan sukarela menurunkan serta menghapus bendera tersebut. Inilah peran pemerintah, warga, dan media dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Tidak ada larangan resmi, tapi mari kita maknai kemerdekaan dengan semestinya,” jelas Eri.

Ia menambahkan, sejauh ini tidak ada warga yang menolak permintaan penurunan bendera bertema One Piece. Menurutnya, langkah persuasif dan pendekatan dialogis lebih efektif untuk membangun kesadaran kolektif.

“Tidak semua warga memahami bahwa simbol negara dan momentum kemerdekaan punya nilai sakral. Di situlah pentingnya kehadiran pemerintah untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman yang tepat. Edukasi ini menjadi bentuk pelayanan sekaligus penguatan wawasan kebangsaan,” tandasnya.

Baca Juga :  Pemkot Surabaya Resmi Berlakukan Jam Malam Anak: Upaya Sistemik Lindungi Generasi Muda

Fenomena pengibaran bendera dari unsur budaya populer seperti One Piece bukan kali pertama terjadi. Hal ini mencerminkan meningkatnya popularitas budaya visual global di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Namun, dalam konteks hari besar nasional, para pemimpin daerah berharap bahwa kreativitas warga tetap berjalan beriringan dengan penghormatan terhadap simbol-simbol kebangsaan.

Pemerintah Kota Surabaya pun terus mengimbau agar seluruh masyarakat memasang bendera Merah Putih selama bulan Agustus sebagai bentuk penghormatan dan partisipasi aktif dalam peringatan kemerdekaan.

  • Author: Redaksi Moralita

Komentar (0)

At the moment there is no comment

Please write your comment

Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required

expand_less