Warga Sidoarjo Keluhkan Pelayanan Cetak KTP di MPP yang Lambat dan Terpusat
Oleh Redaksi Moralita — Kamis, 3 Juli 2025 18:09 WIB; ?>

Mal Pelayanan Publik Sidoarjo.
Sidoarjo, Moralita.com – Sejumlah warga Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengeluhkan lambatnya sistem pelayanan administrasi kependudukan, khususnya pencetakan Kartu Tanda Penduduk (KTP), setelah seluruh prosesnya dipusatkan di Mal Pelayanan Publik (MPP).
Sebelumnya, layanan cetak KTP dapat diakses dengan relatif mudah melalui kantor kecamatan maupun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) setempat. Namun, kebijakan terbaru yang mewajibkan semua pelayanan difokuskan di MPP, justru menimbulkan antrean panjang dan keterbatasan kuota pelayanan setiap harinya.
Brilianta Nadhira Savitra (25), warga Kelurahan Suko, Kecamatan Sidoarjo, menuturkan bahwa proses yang kini harus melalui aplikasi dan MPP justru menambah tahapan dan waktu tunggu.
“Dulu bisa diurus langsung di kecamatan atau Disdukcapil. Sekarang semua terpusat di MPP lewat aplikasi. Itu yang bikin lama karena antreannya panjang sekali,” ujarnya, Kamis (3/7).
Menurut Brilianta, untuk melakukan perubahan data pada KTP, warga harus lebih dulu mengurus berkas di kelurahan. Setelah itu, mereka diwajibkan mendaftar melalui aplikasi digital yang disediakan pemerintah.
“Setelah berkas lengkap dari kelurahan, baru bisa input di aplikasi. Barcode baru keluar sehari setelah input. Setelah itu, kami diarahkan ke MPP,” terangnya.
Namun, proses di MPP tidak selalu berjalan lancar. Ia mengeluhkan lamanya waktu antrean, bahkan hingga dua hingga tiga jam hanya untuk mendapatkan blangko pencetakan.
“Sering kali sudah antre lama, ternyata blangko KTP habis. Akhirnya harus datang lagi besok, dan itu bikin capek apalagi rumah saya sekitar 30 menit dari MPP,” tambahnya.
Keluhan senada disampaikan Intan Yuriska Herdayani, warga Kecamatan Candi. Ia mengungkapkan kesulitannya saat hendak memperbarui domisili kerabat melalui layanan KTP.
“Saya ke MPP jam 12 siang, tapi petugas bilang kuota hari itu sudah habis. Katanya hanya melayani 150 orang per hari,” ujarnya.
Meskipun begitu, Intan mengaku tetap berusaha mencari solusi dengan berkonsultasi langsung kepada petugas. Setelah menyampaikan bahwa ia hanya ingin memperbarui data, petugas akhirnya membantunya tanpa harus melalui proses antre panjang.
“Saya sampaikan kendalanya dan mereka langsung bantu. Dalam beberapa menit KTP jadi tanpa antre. Mungkin karena kebetulan waktu itu blangkonya masih ada,” jelasnya.
Kondisi ini menimbulkan keresahan warga, terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari pusat kota dan memiliki keterbatasan waktu. Warga berharap pemerintah daerah, khususnya Disdukcapil Sidoarjo, segera melakukan evaluasi terhadap sistem pelayanan yang diterapkan saat ini.
Pemerintah diharapkan dapat mengkaji kembali efektivitas sentralisasi layanan, mempertimbangkan perluasan kuota harian, distribusi blangko yang merata, serta optimalisasi pelayanan berbasis digital agar dapat benar-benar mempermudah masyarakat, bukan sebaliknya.
- Penulis: Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar