PKSDM RSUD Prof. dr. Soekandar Mojokerto Menuju Layanan Kesehatan Berkelas, Bupati Pesankan Integritas dan Empati
Mojokerto, Moralita.com – RSUD Prof. dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) selama dua hari, 24–25 November 2025, di Arayana Hotel Trawas.
Plt. Direktur RSUD Prof. dr. Soekandar, dr. Gigih Setijawan, Sp.P, MARS, FISR menjelaskan bahwa dasar pelaksanaan agenda ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Manajemen ASN, yang mengamanatkan peningkatan kompetensi teknis, manajerial, serta sosial–kultural bagi seluruh aparatur negara.
Penguatan Kompetensi dan Implementasi Smart ASN
Menurut dr. Gigih, kegiatan ini memiliki lima tujuan utama:
1. Meningkatkan kompetensi ASN dalam dimensi teknis, manajerial, dan profesionalitas.
2. Mewujudkan Smart ASN, yakni aparatur yang profesional, efisien, dan adaptif terhadap perubahan.
3. Meningkatkan produktivitas dan kualitas kinerja pegawai di seluruh unit RSUD.
4. Mengembangkan pertumbuhan pribadi dan profesionalisme ASN.
5. Memastikan kesesuaian kualifikasi dan kinerja ASN dengan kebutuhan organisasi rumah sakit.
Seluruh materi merujuk pada arahan BKPSDM Kabupaten Mojokerto dan diberikan oleh pemateri dari BDC (People Development Consulting) serta sejumlah motivator. Metode pelatihan terdiri dari ceramah, tanya jawab, studi kasus, dan role play.
Materi inti menekankan implementasi pelayanan paripurna dari garis terdepan hingga garis belakang rumah sakit, termasuk peningkatan kemampuan menangani komplain.
“Komplain adalah cermin untuk menjadi lebih baik. Ia bukan ancaman, melainkan indikator peningkatan kualitas layanan,” tutur dr. Gigih dalam sambutan pembukaan acara di Hallroom Arayana Trawas, Senin (24/11/225).
Agenda ini juga diselingi jalan pagi bersama sebagai bentuk kecintaan terhadap daerah dan ruang refleksi bagi ASN untuk mensyukuri potensi alam Kabupaten Mojokerto, khususnya kawasan Trawas.
“Seluruh kegiatan ini didanai sepenuhnya dari BLUD RSUD Prof. dr. Soekandar, yang menunjukkan bahwa rumah sakit telah mampu mengelola tata kelola layanan secara profesional dan mandiri,” ungkapnya.
Pelayanan RSUD Prof. dr. Soekandar sebagai Penopang Visi Catur Abhipraya Mubarok
Dalam perspektif organisasi, dr. Gigih menegaskan bahwa peningkatan pelayanan RSUD merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan visi Kabupaten Mojokerto lebih maju, adil dan makmur.
Menurutnya, kegiatan peningkatan kapasitas ASN ini terkait langsung dengan:
Misi poin pertama dan kedua dalam Catur Abibraya Mubarok Gus Bupati, khususnya dalam meningkatkan Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan mewujudkan SDM yang Tangguh, Cerdas, Produktif, dan Berkarakter.
Sejalan dengan hal itu, dr. Gigih juga konsen dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan RSUD yang layak dan berkualitas.
Dalam menunjang hal itu, dr. Gigih menyebut penguatan infrastruktur RSUD seperti perluasan lahan, pengembangan gedung, dan pengadaan alat kesehatan modern sangat mendesak untuk direalisasikan.
Bupati Mojokerto Pelayanan Prima Bukan hanya soal Prosedur, Tetapi Pengabdian
Bupati Mojokerto, Dr. H. Muhamad Albarraa, Lc., M.Hum yang hadir membuka kegiatan tersebut menegaskan bahwa agenda ini merupakan momen strategis bagi RSUD Prof. dr. Soekandar untuk memperkuat mutu pelayanan kesehatan yang profesional, bermartabat, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.

Menurutnya, rumah sakit adalah ruang di mana masyarakat datang membawa kecemasan, ketidakpastian, rasa sakit, dan harapan. Oleh karena itu, ASN RSUD wajib mengubah mindset dari hanya sekadar bekerja menjadi misi tulus melayani dengan empati.
“Pelayanan prima bukan sekadar tunduk pada SOP. Ia adalah pengabdian yang tercermin dalam sikap, perilaku, komunikasi, empati, serta komitmen terhadap tugas,” tegas Gus Bupati.
Integritas, Empati, dan Komunikasi Menjadi Fondasi Pelayanan
Bupati menyoroti tiga pilar utama yang wajib dimiliki ASN di rumah sakit:
1. Integritas : jujur, amanah, dan konsisten.
2. Empati : memahami dan ikut merasakan kecemasan pasien yang datang tanpa kepastian mengenai kondisi mereka.
3. Komunikasi efektif : penyampaian informasi dengan bahasa yang jelas, intonasi lembut (soft spoken), dan bahasa tubuh bersahabat.
Menurutnya, komunikasi buruk mampu menciptakan konflik meskipun prosedur sudah benar, sementara komunikasi baik menghadirkan rasa aman dan kepercayaan.
“Komunikasi adalah jantung pelayanan. Tanpa itu, semua prosedur hanya akan menjadi formalitas kosong,” ujar Gus Bupati.
Keluhan sebagai Ujian Profesionalitas
Bupati berpesan bahwa komplain/keluhan masyarakat bukan ancaman, melainkan alat ukur profesionalitas.
“Tanpa komplain dan kritik, kita merasa sudah yang paling baik. Itulah awal kehancuran,” ungkapnya.
Gus Bupati juga menyelipkan pesan moral agar ASN tetap rendah hati dan tidak terlena oleh pujian.
Layanan RSUD sebagai Penggerak PAD Kreatif
Di akhir sambutannya, Gus Bupati menekankan bahwa RSUD Prof. dr. Soekandar sebagai Unit Organisasi Bersifat Khusus (UOBK) memiliki peran signifikan dalam PAD kreatif sektor layanan kesehatan.
Semakin baik layanan rumah sakit, semakin besar jumlah kunjungan pasien, pemanfaatan fasilitas layanan, serta kontribusi terhadap pendapatan daerah.
“Oleh karena itu, peningkatan kapasitas ASN bukan hanya investasi pada kualitas layanan, tetapi juga investasi bagi kemajuan Kabupaten Mojokerto secara umum,” jelasnya.
Gus Bupati berharap kegiatan ini mampu memperkuat profesionalisme ASN RSUD Prof dr. Soekandar, mengubah pola pikir, meningkatkan kompetensi, serta mempertegas komitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.






