Selasa, 5 Agu 2025
light_mode
Home » News » Apa itu Plasma Nutfah? yang Disinggung Megawati pada HUT PDIP sampai 3 Juta 

Apa itu Plasma Nutfah? yang Disinggung Megawati pada HUT PDIP sampai 3 Juta 

Oleh Redaksi Moralita — Jumat, 10 Januari 2025 15:55 WIB

Jakarta, Moralita.com –Sempat dibahas dalam pidatonya Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri pada HUT PDIP ke 52 Jumat (10/1), yang menyinggung Plasma Nutfah sudah 3 juta tapi masyarakat Indonesia sampai kelaparan.

Plasma nutfah atau germplasm adalah istilah yang merujuk pada sumber daya genetik yang berasal dari berbagai jenis tanaman, hewan, mikroorganisme, dan organisme lainnya yang memiliki nilai penting untuk keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan.

Keberadaan plasma nutfah memegang peranan vital dalam pengembangan varietas unggul serta pelestarian spesies untuk menghadapi tantangan lingkungan dan kebutuhan manusia yang terus berkembang.

Peran Strategis Plasma Nutfah

Menurut para ahli biologi dan agronomi, plasma nutfah tidak hanya penting untuk pengembangan varietas baru tanaman pangan yang lebih tahan terhadap hama dan perubahan iklim, tetapi juga mendukung konservasi spesies langka yang berisiko punah.

Baca Juga :  Kemendagri Sebut Akan Ada Sanksi pada Kepala Daerah PDIP yang Tak Ikut Retret di Akmil Magelang

“Plasma nutfah memberikan pondasi dasar bagi riset dan inovasi pertanian modern. Dengan keanekaragaman genetik yang tersedia, kita dapat mengembangkan varietas tanaman yang memiliki produktivitas tinggi dan toleransi terhadap kondisi ekstrem,” ujar Dr. Aji Santoso, peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Upaya Konservasi Plasma Nutfah di Indonesia

Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kekayaan plasma nutfahnya. Kementerian Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus memperkuat upaya konservasi dengan membangun pusat bank gen dan kebun plasma nutfah yang tersebar di berbagai wilayah.

“Konservasi in situ maupun ex situ dilakukan secara berkesinambungan untuk melindungi plasma nutfah dari ancaman kepunahan akibat eksploitasi berlebihan dan perubahan lingkungan,” tambah Dr. Aji.

Baca Juga :  Effendi Simbolon Sebut PDIP Perlu Evaluasi Total, Megawati Diminta Mundur

Beberapa pusat konservasi, seperti Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) serta Kebun Raya Bogor, menjadi kunci dalam pelestarian plasma nutfah lokal yang meliputi berbagai jenis tanaman rempah, buah-buahan tropis, dan tanaman obat tradisional.

Plasma Nutfah untuk Masa Depan Ketahanan Pangan

Dengan populasi dunia yang terus meningkat, tantangan ketahanan pangan semakin besar. Plasma nutfah menjadi solusi strategis untuk mengembangkan tanaman pangan baru yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan permintaan pasar.

“Tanpa plasma nutfah yang beragam, akan sulit bagi dunia pertanian untuk tetap produktif dalam kondisi lingkungan yang terus berubah. Oleh karena itu, perlindungan dan pemanfaatannya menjadi sangat penting,” ungkap Dr. Sri Wulandari, pakar bioteknologi pertanian.

Baca Juga :  Daftar Kepala Daerah PDIP yang Batal Hadiri Retreat Akmil Magelang atas Instruksi Megawati

Perlindungan Hukum dan Kerjasama Internasional

Dalam upaya melindungi plasma nutfah, pemerintah Indonesia juga telah meratifikasi berbagai perjanjian internasional, termasuk Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD). Kerja sama internasional dibangun untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik dalam pemanfaatan sumber daya genetik secara berkelanjutan.

Dengan perlindungan dan pengelolaan yang baik, plasma nutfah diharapkan dapat terus memberikan kontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan, menjaga keseimbangan ekosistem, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di masa depan.

  • Author: Redaksi Moralita

Komentar (0)

At the moment there is no comment

Please write your comment

Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required

expand_less