Ekspor Minyak Sawit Indonesia Anjlok 39,2 Persen pada April 2025, Stok Domestik Menumpuk
Oleh Redaksi Moralita — Rabu, 25 Juni 2025 14:14 WIB; ?>

Hasil panen kelapa sawit yang akan diolah menjadi minyak sawit.
Jakarta, Moralita.com – Kinerja ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan tajam pada April 2025. Berdasarkan data yang dirilis Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), total volume ekspor pada bulan tersebut hanya mencapai 1,78 juta ton, merosot drastis 39,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 2,88 juta ton.
“Penurunan paling signifikan terjadi pada ekspor produk olahan minyak sawit, yang turun dari 2,13 juta ton menjadi 1,24 juta ton atau setara 41,7 persen,” ungkap Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dalam keterangannya yang dikutip Rabu (25/6).
Penurunan volume ekspor terjadi secara merata ke sejumlah negara tujuan utama. GAPKI mencatat:
- Ekspor ke Uni Eropa turun sebesar 156 ribu ton,
- Ekspor ke India menyusut 155 ribu ton, dan
- Ekspor ke Amerika Serikat menurun hingga 113 ribu ton.
Secara kumulatif, total ekspor minyak sawit Indonesia selama periode Januari hingga April 2025 tercatat sebesar 9,42 juta ton, atau turun 3,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 9,71 juta ton.
“Penurunan tahunan paling besar tercatat pada ekspor ke India, Uni Eropa, China, dan Pakistan,” jelas Mukti.
Dari sisi nilai, ekspor minyak sawit pada April 2025 juga mengalami penurunan yang signifikan. Nilai ekspor tercatat sebesar 2,069 miliar dolar AS, menyusut 37 persen dibandingkan Maret yang mencapai 3,283 miliar dolar AS.
Namun demikian, secara kumulatif, nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari–April 2025 justru meningkat sebesar 30,2 persen menjadi 10,818 miliar dolar AS. Kenaikan ini ditopang oleh lonjakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar global.
Di tengah penurunan ekspor, stok minyak sawit dalam negeri mengalami lonjakan. Per akhir April 2025, total persediaan tercatat sebesar 3,05 juta ton, meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Kondisi ini dipicu oleh kenaikan produksi baik dari minyak sawit mentah (CPO) maupun minyak inti sawit (PKO), sementara konsumsi domestik justru mengalami penurunan.
- Penulis: Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar