Minggu, 21 Sep 2025
light_mode
Beranda » News » Amerika Serikat dan Uni Eropa Sepakati Tarif Resiprokal 15 Persen untuk Perdagangan Strategis

Amerika Serikat dan Uni Eropa Sepakati Tarif Resiprokal 15 Persen untuk Perdagangan Strategis

Oleh Tim Redaksi Moralita — Senin, 28 Juli 2025 09:23 WIB

Skotlandia, Moralita.com – Pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa secara resmi menyepakati penerapan tarif resiprokal sebesar 15 persen terhadap sebagian besar produk yang diperdagangkan di antara kedua belah pihak. Kesepakatan ini diumumkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, usai pertemuan bilateral selama satu jam di resor golf milik Trump di wilayah barat Skotlandia.

Dalam pernyataannya kepada awak media, Presiden Trump menyebut perjanjian ini sebagai tonggak sejarah baru dalam hubungan ekonomi transatlantik. “Saya yakin ini adalah kesepakatan perdagangan terbesar yang pernah dibuat,” ujar Trump, dikutip dari Reuters, Senin (28/7).

Kesepakatan tarif ini bertujuan untuk meredam potensi konflik dagang yang selama ini membayangi hubungan dua blok ekonomi terbesar dunia, yang secara kolektif menyumbang hampir sepertiga dari total perdagangan global. Uni Eropa, dalam perjanjian ini, juga berkomitmen untuk meningkatkan investasinya di AS hingga mencapai 600 miliar dolar Amerika serta memperbesar volume impor produk energi dan militer asal AS secara signifikan.

Baca Juga :  Pentagon Klaim Serangan Udara ke Iran Mundurkan Program Nuklir hingga Dua Tahun

Trump menegaskan bahwa nilai investasi tersebut melampaui perjanjian serupa yang baru saja ditandatanganinya dengan Jepang, yang hanya mencakup investasi sebesar 550 miliar dolar AS. “Ini adalah kemenangan besar bagi perekonomian Amerika,” tambahnya.

Sementara itu, Ursula von der Leyen menyambut positif hasil perundingan panjang yang berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Ia menggambarkan Trump sebagai seorang negosiator yang gigih dan menyebut hasil kesepakatan ini sebagai pencapaian maksimal yang dapat diraih oleh Uni Eropa.

“Kami telah mencapai kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Ini adalah pencapaian monumental. Perjanjian ini akan membawa stabilitas dan kepastian dalam hubungan dagang kami,” tegas Von der Leyen.

Di sisi Eropa, kesepakatan ini disambut baik oleh sejumlah pelaku industri dan pemerintah negara anggota. Kanselir Jerman, Friedrich Merz, memuji kesepakatan ini sebagai langkah strategis untuk menghindari konflik dagang yang berpotensi merugikan perekonomian Jerman, yang sangat bergantung pada sektor ekspor dan industri otomotif.

Baca Juga :  PLN Klarifikasi: Sisa kWh dari Diskon Listrik 50 persen Tidak Akan Hangus

Sejumlah perusahaan besar Eropa seperti Airbus, Mercedes-Benz, dan Novo Nordisk diprediksi akan menjadi pihak yang diuntungkan dari implementasi kesepakatan ini, selama seluruh klausul teknisnya dapat dipenuhi secara akurat.

Namun demikian, tidak semua pihak menyambut positif perjanjian ini. Beberapa politisi dan pengamat perdagangan menilai bahwa tarif 15 persen masih terlalu tinggi. Sejak awal, Uni Eropa berharap dapat mencapai skema “nol-untuk-nol” dalam perdagangan, tanpa beban tarif tambahan.

Ketua Komite Perdagangan Parlemen Eropa dari Partai Sosial Demokrat Jerman, Bernd Lange, menyampaikan kekhawatirannya bahwa tarif tersebut tidak proporsional jika dibandingkan dengan nilai investasi besar yang dijanjikan oleh Uni Eropa. Ia juga mengingatkan bahwa Trump tetap memiliki kewenangan untuk menaikkan tarif secara sepihak di masa mendatang jika Eropa dianggap tidak memenuhi komitmen investasinya.

Baca Juga :  Trump dan Indonesia Capai Kesepakatan, Tarif Impor Ditetapkan 19 Persen

“Kesepakatan ini harus diawasi secara ketat. Jika tidak, ada risiko bahwa ketidakseimbangan struktural akan semakin memperburuk relasi dagang antara kedua pihak,” kata Lange.

Kesepakatan tarif resiprokal ini akan mulai diimplementasikan secara bertahap dalam enam bulan ke depan, menunggu ratifikasi resmi dari parlemen masing-masing pihak. Pemerhati ekonomi global saat ini menantikan dampak jangka panjang dari perjanjian ini terhadap dinamika perdagangan internasional dan stabilitas geopolitik lintas Atlantik.

  • Penulis: Tim Redaksi Moralita

Tulis Komentar Anda (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less