Blitar, Moralita.com – Nur Khalim, ayah kandung dari Uswatun Khasanah, korban mutilasi yang jasadnya ditemukan di dalam koper merah di Ngawi, menceritakan kisah biduk kehidupan sampai riwayat tiga kali pernikahan anak perempuannya.
Jumat malam ( 29/1), Terlihat kesedihan mendalam seorang ayah yang mengetahui putri kesayangannya dibunuh secara keji dan tragis, saat mengantarkan jenazah Uswatun ke liang lahat.
“Mohon Polisi pelaku pembunuh anak saya bisa segera ditangkap, diadili, dan dihukum sesuai perbuatannya,” ujar Nur Khalim usai pemakaman korban di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, pada Jumat (24/1) malam.
Korban Dikenal Baik dan Perhatian terhadap Keluarganya
Menurut Nur Khalim, Uswatun Khasanah adalah anak sulung dari dua bersaudara yang dikenal baik dan perhatian terhadap keluarganya. Meski tidak tinggal serumah, korban sering mengunjungi ayahnya untuk memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari.
“Anak saya tidak punya musuh. Dia anak yang baik. Kalau pulang kerja, dia selalu membawa makanan untuk anaknya, untuk saya, dan neneknya. Dia tinggal bersama neneknya, yaitu ibu saya,” jelas Nur Khalim.

Kesedihan mendalam dirasakan oleh Nur Khalim atas tragedi ini. Namun, ia berusaha tegar saat menunggu kedatangan jenazah anaknya di rumah mantan istrinya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum. Ia bahkan turut mengadzani jenazah putrinya sebelum diberangkatkan ke tempat pemakaman.
Riwayat 3 kali Pernikahan Korban
Nur Khalim menceritakan bahwa putrinya telah menikah sebanyak tiga kali dan dikaruniai dua anak. Pernikahan pertama korban dilakukan secara resmi dengan seorang pria asal Srengat, Kabupaten Blitar, dan dikaruniai seorang anak laki-laki. Pernikahan ini berakhir dengan perceraian.
Pernikahan kedua korban dilakukan secara siri dengan seorang pria asal Lumajang. Dari pernikahan ini, korban dikaruniai seorang anak perempuan. Namun, hubungan tersebut juga berakhir dengan perpisahan.
Korban kemudian menikah untuk ketiga kalinya dengan seorang pria asal Tulungagung, yang juga dilakukan secara siri. Pernikahan ketiga ini telah berlangsung sekitar tiga tahun, tetapi belum dikaruniai anak.
Menurut Nur Khalim, awalnya hubungan korban dengan suami ketiganya berjalan harmonis dan tinggal bersama di Blitar. Namun, selama setahun terakhir, Nur Khalim tidak pernah bertemu dengan menantunya tersebut.
“Saya tidak pernah bertemu dengan suaminya dalam setahun terakhir. Bahkan saat Lebaran tahun lalu, dia tidak datang ke rumah. Anak saya juga tidak pernah cerita apa-apa soal suaminya,” ujarnya.
Ketidakjelasan Status Pernikahan Korban
Nur Khalim mengaku tidak mengetahui status hubungan antara korban dan suami ketiganya, apakah masih bersama atau sudah berpisah.
“Sampai sekarang, saya tidak tahu apakah mereka masih bersama atau tidak. Suaminya juga tidak terlihat datang ke Blitar untuk menghadiri pemakaman,” tuturnya.
Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga Uswatun di Blitar. Nur Khalim berharap besar pada pihak kepolisian segera menemukan pelaku pembunuh keji putrinya tersebut.
Discussion about this post