Kamis, 2 Okt 2025
light_mode
Beranda » Bisnis » Kemitraan Pemasaran Mas Dhito dan DKI Jakarta Dongkrak Harga Gabah, Petani Kediri Kembali Semangat Tanam Padi

Kemitraan Pemasaran Mas Dhito dan DKI Jakarta Dongkrak Harga Gabah, Petani Kediri Kembali Semangat Tanam Padi

Oleh Tim Redaksi Moralita — Rabu, 25 Juni 2025 17:40 WIB

Kediri, Moralita.com – Inisiatif Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dalam membuka akses pasar komoditas pertanian ke kota-kota besar mulai menunjukkan hasil positif yang nyata. Dampaknya kini dirasakan langsung oleh para petani, khususnya petani padi yang menikmati stabilitas harga gabah dan jaminan pemasaran hasil panen.

Salah satu keberhasilan tersebut tercermin di Desa Woromarto, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Di desa ini, para petani menyambut masa panen dengan penuh optimisme berkat harga gabah yang kompetitif. Saat ini, Perum Bulog membeli gabah kering panen (GKP) petani hingga Rp6.500 per kilogram, bahkan di lapangan harga tembus Rp7.100/kg.

“Alhamdulillah sekarang harga gabah bagus, kemarin sempat di angka Rp6.500/kg, sekarang bisa sampai Rp7.100. Ini sangat memotivasi kami,” ungkap Warsyid, petani dari Kelompok Tani Sekarsari Barokah Sejahtera, Selasa (24/6).

Ia menambahkan, perhatian Pemkab Kediri melalui bimbingan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) juga menjadi penyemangat tersendiri bagi petani. “Setiap kami ada masalah di sawah, PPL selalu hadir membantu. Pendampingan seperti ini sangat kami butuhkan,” tambahnya.

Baca Juga :  Pemkab Jombang Serius Usulkan Flyover Bandarkedungmulyo ke Pusat, Solusi Jangka Panjang untuk Atasi Kemacetan Arus Tol-Kediri-Nganjuk

Menurut Warsyid, langkah cepat dan konkret Bupati Hanindhito – atau akrab disapa Mas Dhito – dalam mengamankan harga panen sekaligus memperluas akses pemasaran, memberikan rasa aman yang selama ini didambakan petani. Ia pun berharap program berbasis kemitraan seperti ini terus dilanjutkan, terutama untuk mengatasi kendala pupuk dan memperkuat kelembagaan petani.

“Program seperti ini membuat kami yakin ikut berkontribusi dalam upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan,” tegasnya.

Untuk memperluas pasar komoditas, Mas Dhito menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kolaborasi ini ditindaklanjuti melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) Panjalu Jayati – gabungan kelompok tani di Kecamatan Purwoasri – dengan BUMD DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang.

Sejak April hingga pertengahan Mei 2025, setidaknya empat kali pengiriman gabah maupun beras pecah kulit telah dilakukan ke Jakarta. Selain pemasaran, kerja sama juga mencakup dukungan peningkatan kualitas panen, termasuk penyediaan benih unggul.

Baca Juga :  Dishub DKI Jakarta Rekrut Juru Parkir Resmi untuk 244 Ruas Jalan: Fokus Profesionalisasi dan Transparansi

Melalui kerja sama ini, semangat petani untuk kembali menanam padi meningkat. Petani yang sebelumnya memilih menanam jagung setelah panen kedua, kini kembali beralih ke padi karena ketersediaan pupuk lebih mudah dan harga gabah menjanjikan.

“Dengan kemarau basah tahun ini, banyak petani yang ingin tanam padi untuk ketiga kalinya,” ujar Warsyid.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Sukadi, menyampaikan bahwa kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang dikembangkan melalui skema contract farming. Dalam program ini, BUMD DKI Jakarta memberikan benih padi sebanyak 500 kg kepada petani.

“Kami juga bekerja sama dalam hal teknis penanaman yang tepat, baik dari sisi benih, pupuk, maupun tata cara pemupukan, di atas lahan seluas 50 hektare,” jelas Sukadi.

Apabila hasil panen menunjukkan peningkatan signifikan, lahan ini akan dijadikan percontohan bagi Gapoktan dari wilayah lain. Tujuannya adalah memberikan dorongan bagi petani lain untuk meniru pola pertanian yang berhasil.

Baca Juga :  Mantan Kadis Kebudayaan DKI Jakarta Didakwa Rugikan Negara Rp36,3 Miliar Melalui Rekayasa Anggaran

“Kami juga mendorong agar Food Station bekerja sama dengan penggilingan padi di Kediri, sehingga gabah bisa langsung diproses menjadi beras kualitas premium maupun medium,” pungkas Sukadi.

Langkah kolaboratif ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antar pemerintah daerah mampu menciptakan ekosistem pertanian yang sehat, berkelanjutan, dan memberikan keuntungan langsung kepada petani sebagai pelaku utama dalam rantai pangan nasional.

  • Penulis: Tim Redaksi Moralita

Tulis Komentar Anda (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less