Krisis BBM di Bondowoso, Antrean Mengular Akibat Dampak Penutupan Jalur Gumitir
Oleh Tim Redaksi Moralita — Senin, 28 Juli 2025 05:18 WIB; ?>

Bondowoso, Moralita.com — Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mendadak dipadati warga sejak Minggu (27/7) hingga Senin (28/7). Antrean kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, tampak mengular hingga meluber ke badan jalan, menciptakan kemacetan di beberapa titik strategis.
Ribuan warga terpantau mengantre untuk mendapatkan bahan bakar jenis Pertalite di delapan SPBU yang tersebar di wilayah Bondowoso. Fenomena ini diduga merupakan imbas dari keterlambatan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat penutupan total jalur nasional Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi sejak 24 Juli 2025.
Namun, banyak pihak mempertanyakan mengapa Bondowoso ikut terdampak, mengingat kabupaten berjuluk “Kota Tape” tersebut masih memiliki akses distribusi dari wilayah Jember maupun Situbondo.
Setelah ditelusuri, distribusi BBM ke Bondowoso mengalami kendala karena mobil tangki Pertamina tidak dapat melintasi jalur utara Situbondo sepenuhnya. Hal ini disebabkan adanya proyek pembangunan jembatan di Desa Besuk, Kecamatan Klabang, Bondowoso. Jembatan darurat yang disediakan tidak mampu menopang beban mobil tangki.
Akibatnya, jalur distribusi dialihkan melalui rute Situbondo – Arak-Arak – Bondowoso. Jalur Arak-Arak sendiri dikenal memiliki medan ekstrem dengan tanjakan curam dan tikungan tajam, yang hanya dapat dilalui oleh mobil tangki berkapasitas maksimal 16.000 hingga 24.000 liter.
Kemacetan paling parah dilaporkan terjadi di SPBU Sukowiryo, yang terletak di jalur penghubung Bondowoso–Jember. Antrean serupa juga tampak di SPBU Tamansari, dengan panjang antrean mencapai setengah kilometer ke arah utara dan selatan.
Jagir, Manajer SPBU Tamansari, mengonfirmasi bahwa keterlambatan pengiriman BBM dipicu oleh penutupan jalur Gumitir, yang memaksa seluruh distribusi dialihkan melalui jalur utara.
“Pengiriman memang terlambat karena mobil tangki tidak bisa melalui jalur biasa. Semua dialihkan lewat Situbondo, yang medannya sulit,” ujar Jagir, Senin (28/7).
Ia menegaskan bahwa kelangkaan BBM tidak terjadi, namun keterbatasan volume dan keterlambatan pengiriman menyebabkan antrian panjang. SPBU Tamansari, kata dia, terakhir kali menerima 8.000 liter BBM campuran untuk Pertalite, Solar, dan Pertamax, namun stok tersebut langsung habis dalam hitungan jam.
Salah satu warga, Yuniar, warga Kelurahan Dabasah, mengaku harus mengantre selama dua jam untuk memperoleh Pertalite. Ia bahkan baru mendapatkan BBM pada pukul 01.30 WIB dini hari.
“Penjual eceran sudah kehabisan semua. Terpaksa antre agar besok bisa bekerja. Kalau tidak, motor saya tidak bisa jalan,” ungkap Yuniar.
Merespons situasi tersebut, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus segera melakukan pemetaan ulang jalur distribusi energi untuk wilayah Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi. Penutupan jalur nasional Gumitir sejak 24 Juli hingga 24 September 2025 dinilai berdampak signifikan terhadap arus logistik energi di wilayah timur Jawa Timur.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi jalur alternatif distribusi dan melakukan koordinasi intensif dengan pihak kepolisian dari empat kabupaten terdampak.
“Kami telah berkoordinasi dengan Satlantas Banyuwangi, Jember, serta Polres Situbondo dan Bondowoso untuk pengawalan mobil tangki maupun truk LPG yang harus melewati jalur Arak-Arak yang cukup ekstrem,” ujar Ahad dalam siaran pers yang diterima Suarajatimpost, Minggu malam (27/7).
Menurut Ahad, terdapat 41 SPBU di Jember dan 8 SPBU di Bondowoso yang terdampak langsung oleh penutupan jalur tersebut. Sebagai langkah strategis, Pertamina mengubah rute distribusi dari semula Banyuwangi – Gumitir – Jember, menjadi Banyuwangi – Situbondo – Arak-Arak – Bondowoso – Jember.
Sebagai tambahan, Pertamina juga akan mengoperasikan unit mobil tangki bantuan dari Terminal BBM Instalasi Surabaya Group, dengan kapasitas pasok hingga 160 KL per hari. Untuk distribusi Elpiji, apabila terjadi hambatan dari Banyuwangi, penyaluran akan dialihkan melalui jalur dari Gresik.
“Langkah-langkah mitigasi ini diharapkan mampu menstabilkan kembali distribusi energi di wilayah terdampak selama periode penutupan jalur Gumitir,” pungkas Ahad.
Artikel terkait:
- Gubernur Khofifah Luncurkan KUR Khusus Petani Tebu, Dorong Swasembada Gula dan Transisi Energi Hijau
- Bupati Jember Pastikan Krisis BBM Segera Pulih, Perekonomian Rakyat Diharapkan Kembali Bangkit
- Bupati Bondowoso Terbitkan Surat Edaran Terkait Krisis BBM, Imbau Pegawai Gunakan Sepeda dan Sekolah Daring
- Pejabat Probolinggo Lolos Seleksi Administrasi Sekda Bondowoso, Kekosongan Jabatan Kembali Mengancam
- Penulis: Tim Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar