Ombak Besar Hantam Warung di Pantai Cemara, Pedagang Harap Pemerintah Turun Tangan
Oleh Redaksi Moralita — Selasa, 26 Agustus 2025 10:03 WIB; ?>

Gelombang tinggi yang melanda kawasan pesisir selatan Jember berdampak serius hingga menyebabkan kerusakan terhadap keberlangsungan usaha warga di sekitar Pantai Cemara, Dusun Getem, Desa Mojomulyo, Kecamatan Puger.
Jember, Moralita.com – Gelombang tinggi yang melanda kawasan pesisir selatan Jember dalam beberapa bulan terakhir berdampak serius terhadap keberlangsungan usaha warga di sekitar Pantai Cemara, Dusun Getem, Desa Mojomulyo, Kecamatan Puger. Puluhan warung milik masyarakat setempat dilaporkan hancur diterjang ombak besar, sehingga banyak pedagang tidak lagi dapat melanjutkan aktivitas ekonominya.
Sejumlah pedagang mengaku resah karena warung yang selama ini menjadi tempat mencari nafkah satu per satu roboh dihantam ombak. Sajib (55), salah seorang warga, mengatakan bahwa kondisi tersebut membuat banyak warga kehilangan mata pencaharian. Bahkan, beberapa rumah warga di sekitar pantai juga terancam abrasi.
“Harapannya Bupati Jember bisa turun langsung melihat kondisi rakyatnya, terutama para pemilik warung di Pantai Cemara. Banyak warung yang sudah ambruk dan sebagian lainnya terancam ombak. Beberapa rumah juga terpaksa dipagari dengan ratusan karung pasir agar fondasinya tidak tergerus air laut,” ungkap Sajib.
Warung milik Dian, anak Sajib, telah berpindah lokasi hingga tiga kali, namun tetap rusak akibat terjangan gelombang. Kini, sebagian besar pedagang memilih berhenti berjualan sementara karena tidak ada lagi lokasi aman untuk mendirikan warung. Kursi-kursi konsumen pun sudah tersapu ombak.
“Gelombang paling berbahaya datang pada malam hari. Pemilik warung yang pulang sore, paginya sering mendapati warungnya sudah hancur,” tambah Sajib.
Berdasarkan prediksi, gelombang tinggi diperkirakan masih akan terjadi hingga September 2025. Kondisi ini semakin memperparah abrasi sehingga jarak muara sungai dengan fondasi warung kini hanya tersisa sekitar satu meter.
Warga menilai perlu ada intervensi pemerintah, baik dari Pemerintah Kabupaten Jember maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk memberikan solusi nyata. Mereka mengusulkan pembangunan tanggul atau tembok penahan ombak di sekitar muara sungai guna melindungi rumah dan warung warga.
Selain itu, masyarakat berharap adanya dukungan program pemberdayaan UMKM bagi pedagang yang kehilangan usaha akibat bencana alam ini.
Bakir, Kepala Dusun Getem, membenarkan bahwa puluhan warung sudah hancur diterjang ombak. Sebagian pemilik warung terpaksa memindahkan kursi dan perlengkapan dagang setiap sore agar tidak terseret air laut, lalu memasangnya kembali setelah air surut.
“Namun, banyak pemilik warung yang akhirnya memilih bertahan meski memasang ratusan karung pasir sebagai penahan. Pada kenyataannya, sebagian besar warung tetap hancur,” ujarnya.
Lebih jauh, dampak ombak tinggi tidak hanya dirasakan pedagang. Infrastruktur di sekitar kawasan wisata juga ikut terancam. Jalur Lintas Selatan (JLS) Jember–Lumajang kini berada dalam kondisi rawan karena air laut semakin mendekati pemukiman warga. Bahkan, lahan parkir kendaraan yang awalnya cukup jauh dari bibir pantai kini hanya berjarak sekitar dua meter dari ombak akibat abrasi.
Hingga kini, masyarakat pesisir Pantai Cemara masih menanti langkah konkret pemerintah dalam menangani abrasi yang kian mengancam. Tanpa penanganan segera, bukan hanya usaha warga yang hilang, melainkan juga infrastruktur vital dan pemukiman penduduk berisiko terdampak lebih parah.
- Penulis: Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar