Ratusan Mantan Nakes RSUD Soewondo Ikut Aksi 13 Agustus, Desak Bupati Sudewo Mundur dan Kembalikan Hak Kerja
Oleh Tim Redaksi Moralita — Rabu, 13 Agustus 2025 11:01 WIB; ?>

Ratusan mantan tenaga kesehatan (nakes) RSUD Soewondo Pati yang diberhentikan pada masa kepemimpinan Bupati Sudewo turut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa besar-besaran pada Rabu (13/8).
Pati, Moralita.com – Ratusan mantan tenaga kesehatan (nakes) RSUD Soewondo Pati yang diberhentikan pada masa kepemimpinan Bupati Sudewo turut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa besar-besaran pada Rabu (13/8). Mereka mendesak agar status pekerjaan mereka dipulihkan sehingga dapat kembali bertugas, sekaligus menuntut Bupati Sudewo mengundurkan diri karena dinilai arogan dan sewenang-wenang dalam membuat kebijakan.
Mantan pegawai honorer tersebut datang berbondong-bondong ke Alun-alun Simpang Lima Pati, Jawa Tengah, untuk bergabung dengan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu. Mereka membawa dan membentangkan spanduk besar berisi tuntutan agar kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat segera dicabut.
Menurut para peserta aksi, pemecatan itu dilakukan tanpa solusi pengganti maupun kompensasi pesangon, meski sebagian dari mereka telah mengabdi belasan hingga puluhan tahun di rumah sakit daerah tersebut.
Agus, salah satu perwakilan massa, mengungkapkan bahwa setidaknya 220 tenaga honorer kehilangan pekerjaan akibat kebijakan tersebut. Ia menilai langkah yang diambil Bupati Sudewo kerap menimbulkan kontroversi dan mengabaikan dampak sosial terhadap masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
“Yang dipecat ada 220 orang. Aksi ini untuk menuntut hak kami sebagai karyawan. Kenapa kami yang sudah mengabdi puluhan tahun justru dipecat? Tuntutan kami jelas: kembalikan kami bekerja di RSUD Soewondo,” tegas Agus.
Para mantan nakes juga menilai janji kampanye Sudewo untuk membuka lapangan kerja hanya sebatas retorika politik. Faktanya, menurut mereka, justru banyak warga kehilangan pekerjaan sejak ia menjabat enam bulan lalu.
“Sejak bupati ini menjabat, kebijakannya berubah total dan banyak yang merugikan rakyat,” lanjut Agus.
Mereka menegaskan dukungan penuh terhadap tuntutan agar Bupati Sudewo segera mundur, karena dikhawatirkan kebijakan yang diambil ke depan akan semakin memperparah angka pengangguran dan memicu kontroversi baru yang membebani warga Pati.
Hingga sore hari, dukungan terhadap Aksi 13 Agustus terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Massa semakin memadati pusat Kota Pati, membuat suasana di sekitar pusat pemerintahan semakin tegang namun tetap terkendali.
Artikel terkait:
- KPK Ungkap Rekayasa Tender Proyek DJKA, Bupati Pati Sudewo Terseret
- Divpropam Polri Gelar Sidang Etik untuk Tujuh Anggota Brimob Terkait Kasus Kematian Affan Kurniawan
- Media Asing Soroti Aksi Demonstrasi Besar di Indonesia, Sorotan Tertuju pada Tunjangan DPR dan Krisis Ekonomi
- Sultan HB X Minta Delapan Pedemo Dibebaskan, Massa Aksi di Mapolda DIY Semakin Memanas
- Penulis: Tim Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar