Sabtu, 4 Okt 2025
light_mode
Beranda » News » Ratusan Mantan Nakes RSUD Soewondo Ikut Aksi 13 Agustus, Desak Bupati Sudewo Mundur dan Kembalikan Hak Kerja

Ratusan Mantan Nakes RSUD Soewondo Ikut Aksi 13 Agustus, Desak Bupati Sudewo Mundur dan Kembalikan Hak Kerja

Oleh Tim Redaksi Moralita — Rabu, 13 Agustus 2025 11:01 WIB

Pati, Moralita.com – Ratusan mantan tenaga kesehatan (nakes) RSUD Soewondo Pati yang diberhentikan pada masa kepemimpinan Bupati Sudewo turut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa besar-besaran pada Rabu (13/8). Mereka mendesak agar status pekerjaan mereka dipulihkan sehingga dapat kembali bertugas, sekaligus menuntut Bupati Sudewo mengundurkan diri karena dinilai arogan dan sewenang-wenang dalam membuat kebijakan.

Mantan pegawai honorer tersebut datang berbondong-bondong ke Alun-alun Simpang Lima Pati, Jawa Tengah, untuk bergabung dengan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu. Mereka membawa dan membentangkan spanduk besar berisi tuntutan agar kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat segera dicabut.

Baca Juga :  Viral! Adu Mulut Warga dan Plt Sekda Pati saat Pembubaran Posko Penolakan Kenaikan PBB

Menurut para peserta aksi, pemecatan itu dilakukan tanpa solusi pengganti maupun kompensasi pesangon, meski sebagian dari mereka telah mengabdi belasan hingga puluhan tahun di rumah sakit daerah tersebut.

Agus, salah satu perwakilan massa, mengungkapkan bahwa setidaknya 220 tenaga honorer kehilangan pekerjaan akibat kebijakan tersebut. Ia menilai langkah yang diambil Bupati Sudewo kerap menimbulkan kontroversi dan mengabaikan dampak sosial terhadap masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

“Yang dipecat ada 220 orang. Aksi ini untuk menuntut hak kami sebagai karyawan. Kenapa kami yang sudah mengabdi puluhan tahun justru dipecat? Tuntutan kami jelas: kembalikan kami bekerja di RSUD Soewondo,” tegas Agus.

Baca Juga :  Kirab Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati Diwarnai Sorakan Massa, Bupati Sudewo dan Plt Sekda Jadi Sasaran Protes

Para mantan nakes juga menilai janji kampanye Sudewo untuk membuka lapangan kerja hanya sebatas retorika politik. Faktanya, menurut mereka, justru banyak warga kehilangan pekerjaan sejak ia menjabat enam bulan lalu.

“Sejak bupati ini menjabat, kebijakannya berubah total dan banyak yang merugikan rakyat,” lanjut Agus.

Mereka menegaskan dukungan penuh terhadap tuntutan agar Bupati Sudewo segera mundur, karena dikhawatirkan kebijakan yang diambil ke depan akan semakin memperparah angka pengangguran dan memicu kontroversi baru yang membebani warga Pati.

Baca Juga :  Partai Buruh dan Koalisi Serikat Pekerja Batalkan Aksi Unjuk Rasa 3 Juni, Dialog dengan Pemerintah dan DPR Dijadwalkan

Hingga sore hari, dukungan terhadap Aksi 13 Agustus terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Massa semakin memadati pusat Kota Pati, membuat suasana di sekitar pusat pemerintahan semakin tegang namun tetap terkendali.

  • Penulis: Tim Redaksi Moralita

Tulis Komentar Anda (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less