Trump dan Indonesia Capai Kesepakatan, Tarif Impor Ditetapkan 19 Persen
Oleh Redaksi — Rabu, 16 Juli 2025 09:26 WIB; ?>

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump.
Washington DC, Moralita.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya hanya akan memberlakukan tarif impor sebesar 19 persen terhadap barang-barang asal Indonesia. Kebijakan ini menjadi bagian dari kesepakatan dagang bilateral yang dirancang untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan Indonesia, sekaligus menghindari penerapan tarif yang lebih tinggi sebesar 32 persen yang sebelumnya direncanakan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025.
Langkah ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari sedikit negara mitra dagang yang berhasil mencapai kesepakatan tarif menjelang batas waktu implementasi tarif penalti baru oleh AS. Pada saat yang sama, negara-negara mitra dagang utama AS seperti Uni Eropa terus mempersiapkan respons balasan apabila negosiasi dengan Washington tidak mencapai titik temu.
“Indonesia akan membayar tarif 19 persen dan kami tidak akan membayar apa pun… Kami akan mendapatkan akses penuh ke pasar Indonesia, dan ada sejumlah kesepakatan yang akan diumumkan,” ujar Trump kepada awak media di luar Oval Office, dikutip Reuters, Rabu (16/7).
Melalui platform media sosial pribadinya, Truth Social, Presiden Trump menyampaikan bahwa Indonesia telah sepakat untuk membeli sejumlah besar komoditas dari Amerika Serikat. Di antaranya adalah:
- Produk energi senilai 15 miliar dolar AS
- Produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS
- Pembelian 50 pesawat jet Boeing oleh maskapai nasional Garuda Indonesia
Namun, dalam pernyataan tersebut tidak disebutkan jangka waktu atau skema pembayaran dari kesepakatan pembelian tersebut.
Meskipun Indonesia belum masuk dalam 15 besar mitra dagang AS, total nilai perdagangan bilateral antara kedua negara pada 2024 mencapai 40 miliar dolar AS dan terus menunjukkan tren peningkatan. Ekspor AS ke Indonesia tercatat naik 3,7 persen, sementara impor dari Indonesia naik 4,8 persen. Akibatnya, AS mencatat defisit perdagangan barang terhadap Indonesia sebesar 18 miliar dolar AS.
Beberapa kategori utama barang impor dari Indonesia ke AS meliputi minyak sawit, peralatan elektronik (termasuk router dan switch jaringan), alas kaki, ban kendaraan, karet alam, serta udang beku, menurut data dari Biro Sensus AS.
Pemerintah Indonesia menyatakan akan segera merilis pernyataan resmi bersama Pemerintah AS terkait rincian tarif timbal balik, serta pengaturan komersial lainnya. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, kepada Reuters.
“Kami sedang menyiapkan pernyataan bersama antara AS dan Indonesia yang akan menjelaskan tarif timbal balik, termasuk kesepakatan tarif, non-tarif, dan pengaturan komersial. Segera akan kami informasikan kepada publik,” ujarnya.
Presiden Trump sebelumnya telah mengancam akan mengenakan tarif impor hingga 32 persen terhadap barang dari Indonesia melalui surat resmi yang dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto pada Senin pekan lalu. Surat serupa juga dikirimkan kepada sekitar dua puluh negara mitra dagang lainnya, termasuk Kanada, Jepang, dan Brasil. Dalam surat tersebut, Trump menawarkan tarif preferensial berkisar antara 20 hingga 50 persen, tergantung pada hasil negosiasi bilateral, dan menetapkan tarif 50 persen khusus untuk komoditas seperti tembaga.
Berbicara di Pittsburgh pada Selasa (15/7), Trump menyatakan bahwa dirinya lebih menyukai pendekatan tarif menyeluruh dibandingkan perundingan rumit. Meski demikian, para pejabat ekonominya—Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick—diketahui mendorong lebih banyak perjanjian dagang bilateral untuk memperkuat posisi dagang AS.
Setibanya kembali di Washington, Trump menyampaikan bahwa surat peringatan tarif akan segera dikirimkan ke “sejumlah besar negara kecil”, dan menyebut bahwa mereka kemungkinan akan dikenai tarif sekitar 10 persen kecuali jika segera bernegosiasi.
Selain Indonesia, AS telah menyepakati skema tarif preferensial dengan Vietnam dan Inggris, serta mencapai kesepakatan sementara dengan Tiongkok guna menghindari penerapan tarif maksimum yang dirancang Trump. Negosiasi dagang antara Washington dan Beijing hingga kini masih berlangsung secara intensif.
Kesepakatan tarif ini dinilai sebagai upaya Trump untuk menyeimbangkan neraca perdagangan sekaligus menegaskan strategi dagangnya menjelang Pilpres 2026. Namun sejumlah pengamat memperingatkan bahwa ketidakpastian tarif dapat menimbulkan gejolak pasar dan hambatan perdagangan di tingkat global.
Artikel terkait:
- Trump Naikkan Tarif Impor untuk 23 Negara, Indonesia Terkena Tarif 32 Persen
- DPC Partai Gerindra Kabupaten Mojokerto Rayakan HUT ke-17, Teguhkan Semangat “Berjuang Tiada Akhir”
- Indonesia Serahkan Pengelolaan Data Pribadi kepada AS, Bagian dari Kesepakatan Dagang Strategis
- Uni Eropa Terapkan Visa Cascade untuk WNI, Akses Bepergian ke Eropa Kini Lebih Mudah
- Author: Redaksi
At the moment there is no comment