Turnamen Biliar Nine Ball Piala Stafsus Kemendes Titik Nol Pacet, Dorong Kreativitas Pemuda dan Ekonomi Kreatif Mojokerto
Oleh Alief — Kamis, 28 Agustus 2025 15:01 WIB; ?>

Stafsus Kemendes, Gus Afif saat 'break shot' simbol buka agenda turnamen biliard di Pacet.
Mojokerto, Moralita.com – Kalau biasanya biliar itu identik sama tongkrongan malam penuh asap rokok dan kopi, kali ini agak beda. Turnamen Biliar Nine Ball Piala Stafsus Kemendes, Gus Afif di Titik Nol Pacet justru berbeda serius dengan embel-embel pembangunan desa dan SDGs.
Bayangkan: dari 9 bola bisa nyambung ke 18 tujuan pembangunan desa berkelanjutan. Apa hubungannya? Mari kita simak.
Generasi Muda Mojokerto: Olahraga, Pegiat UMKM, dan Hobi Kreatif
Ketua Penyelenggara, Wiwit Hariyono, dengan penuh semangat mengarahkan anak-anak muda supaya jangan hanya gemar olahraga, tapi juga bisa jadi pelaku UMKM, musisi, bahkan profesional lainnya. “Komunitas kami disini isinya bukan cuma atlet biliar, tapi juga Barista, musisi akustik, sampai yang hobinya mendaki gunung. Semoga nanti Pemkab Mojokerto nggak cuma bangga, tapi juga mau ngasih pembinaan,” lontar Wiwit saat sambutan acara, Kamis (28/8).
Hadir mewakili Bupati Mojokerto, Sekda Teguh Gunarko, tiba-tiba melempar pernyataan yang menarik perhatian.
“Sportivitas itu cuma bisa ketemu di olahraga. Kalau di politik, ya agak susah,” ucap Sekda sambil ketawa tipis.

Stafsus Kemendes, Gus Afif bersama Forkopimda dan Forkopimca.
Ya, monggo ditafsir sendiri maksudnya. Selanjutnya, Sekda Teguh juga menyampaikan info positif dari Gus Bupati untuk pegiat olahraga, jika GOR Gajahmada Mojosari bakal direhab dalam waktu dekat sesuai visi-misi Gus Bupati. Mungkin supaya anak muda Mojokerto nggak hanya nongkrong di kafe, tapi juga di GOR sambil giat olahraga bersama.
Tapi ada catatan serius dalam penyampaiannya: mulai 2026, dana transfer pusat ke daerah bakal dipangkas. Artinya, Pemda kudu mikir keras. Ekonomi Kabupaten Mojokerto tetap harus bergerak positif, terutama sektor kreatif yang jadi tumpuan anak muda. “Untung ada Gus Stafsus Kemendes yang ikut aktif gerakkan kegiatan ekonomi seperti lewat turnamen ini,” cetusnya.
Staf Khusus Kemendes PDT, Dr. H. M. Afif Zamroni, Lc, MEI bawa perspektif lebih akademis. Katanya, biliard bukan sekadar soal “siapa yang cepat ngabisin sembilan bola”, tapi juga cara membangun generasi muda desa yang fokus, disiplin, dan bermental juara.
Ia bahkan mengkaitkan turnamen ini dengan SDGs Desa:
- Tujuan 3: Desa Sehat dan Sejahtera. Olahraga bikin badan fit, pikiran jernih.
- Tujuan 18: Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif. Kompetisi ini melestarikan budaya kebersamaan, bukan budaya ngambekan.
Gus Afif juga menyelipkan lima wejangan motivasi ala “biliar life hack”:
1. Fokus adalah kunci. Salah dikit, bola meleset, sama kayak pembangunan di desa.
2. Sportivitas itu budaya. Menang-kalah biasa. Yang penting jangan curang kayak debat medsos.
3. Olahraga bentuk karakter personal. Sabar, disiplin, mikir strategi harus mateng.
4. Ekonomi desa harus tumbuh. Kegiatan seperti ini bisa bikin UMKM laku, BUMDes jalan. Minimal warung kopi sekitaran rame.
5. Desa maju, Indonesia kuat. Ingat, 89% wilayah Indonesia itu desa. Kalau desa kuat, negara nggak gampang goyang.
Jadi ya, Menurut Gus Stafsus turnamen biliard ini nggak sekadar soal siapa jago nge-break bola atau siapa paling lihai masang safety. Lebih jauh, ini soal bagaimana meja biliar bisa jadi panggung kecil untuk memantulkan visi besar dari Rooftop Titik Nol Pacet menuju desa sehat, ekonomi kreatif, sampai Indonesia yang kokoh.
- Penulis: Alief
Saat ini belum ada komentar