Kamis, 21 Agu 2025
light_mode
Beranda » nasional » Presiden Prabowo Tegaskan Kebutuhan 100 GW Listrik untuk Swasembada Energi, Dorong Percepatan Proyek Strategis

Presiden Prabowo Tegaskan Kebutuhan 100 GW Listrik untuk Swasembada Energi, Dorong Percepatan Proyek Strategis

Oleh Redaksi Moralita — Senin, 30 Juni 2025 10:28 WIB

Jakarta, Moralita.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan kapasitas produksi listrik sebesar 100 gigawatt (GW) untuk mencapai target swasembada energi nasional. Oleh karena itu, ia menilai pembangunan fasilitas pembangkit listrik skala besar harus dipercepat dan diperluas.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden saat meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6). Proyek ini merupakan bagian dari rantai industri strategis nasional yang juga mencakup kawasan di Halmahera Timur, Maluku Utara.

“Hari ini kita saksikan dimulainya proyek dengan kapasitas 15 gigawatt. Namun menurut laporan para ahli, untuk benar-benar mandiri secara energi, kita membutuhkan kapasitas sekitar 100 gigawatt. Artinya, proyek seperti ini harus dilipatgandakan,” ujar Prabowo dalam sambutannya.

Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa gagasan mengenai kemandirian energi bukanlah hal baru. Visi ini, menurutnya, telah diperjuangkan sejak era Presiden pertama Indonesia, Soekarno, dan diwariskan kepada para pemimpin bangsa selanjutnya, termasuk Presiden Joko Widodo.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Siapkan Badan Super Otoritatif Penerimaan Negara, Langsung di Bawah Kendali Kepala Negara

“Kemandirian energi merupakan cita-cita yang sudah lama diusung oleh para pemimpin kita. Dan saya melihat, Presiden Joko Widodo adalah sosok yang paling konsisten dan progresif dalam mendorong hilirisasi sektor energi,” tuturnya.

Ia menyoroti bahwa megaproyek ekosistem baterai EV yang kini dimulai, sesungguhnya telah dirintis sejak empat tahun lalu di masa pemerintahan Presiden Jokowi. Proyek ini mencerminkan kesinambungan visi strategis antar periode pemerintahan.

Lebih jauh, Presiden menekankan bahwa fondasi utama pembangunan suatu negara terletak pada kemampuan mengelola dan mengolah sumber daya alam secara mandiri. Transformasi ini menjadi kunci untuk menciptakan kemakmuran yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat.

“Negara yang mampu mengolah sumber daya alamnya menjadi barang bernilai tambah adalah negara yang mampu menyejahterakan rakyatnya. Kita harus mandiri dalam energi,” tegas Prabowo.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Optimistis Indonesia Capai Swasembada Pangan Lebih Cepat dari Target Awal

Presiden menyatakan bahwa keberhasilan proyek ini tidak hanya akan memperkuat struktur industri energi nasional, tetapi juga akan berdampak signifikan terhadap anggaran negara. Dengan terwujudnya swasembada energi, pemerintah diperkirakan dapat menghemat hingga 58 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.

Penghematan ini berasal dari pengurangan subsidi bahan bakar dan listrik, serta penurunan volume impor BBM dari luar negeri.

“Dengan swasembada energi, kita bisa menghemat sekitar 58 miliar dolar AS tiap tahun. Anggaran itu bisa kita alihkan untuk pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan sektor produktif lainnya,” ucapnya.

Proyek ekosistem baterai EV ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan konsorsium global CATL, Brunp, serta Lygend (CBL).

Proyek tersebut dikembangkan secara terintegrasi dari hulu ke hilir, mencakup enam sub-proyek yang tersebar di dua lokasi utama:

  • Lima sub-proyek berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara, yang fokus pada pengolahan nikel sebagai bahan baku utama baterai.
  • Satu sub-proyek di Karawang, Jawa Barat, yang berfungsi sebagai pusat produksi dan perakitan baterai EV.
Baca Juga :  Danantara Larang Pergantian Direksi BUMN Jelang Evaluasi Menyeluruh

Total investasi untuk proyek ini mencapai 5,9 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan menghasilkan nilai ekonomi hingga 48 miliar dolar AS saat seluruh fasilitas telah beroperasi penuh.

Proyek ini menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia mentransformasi sistem energinya, sekaligus memperkuat posisi negara sebagai pemain utama dalam rantai pasok global industri kendaraan listrik. Seiring dengan peningkatan permintaan baterai dan kendaraan listrik secara global, proyek ini akan menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi baru berbasis teknologi hijau dan keberlanjutan.

Dengan langkah konkret seperti ini, Indonesia menegaskan keseriusannya dalam menyongsong masa depan yang lebih mandiri, hijau, dan berdaulat dalam energi.

  • Penulis: Redaksi Moralita

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

expand_less