Basarnas dan Ahli ITS Pastikan Runtuhnya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Akibat Gagal Konstruksi Total
Oleh Tim Redaksi Moralita — Rabu, 1 Oktober 2025 17:02 WIB; ?>

Penampakan dari atas puing reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
Sidoarjo, Moralita.com – Tragedi ambruknya bangunan tiga lantai, termasuk musala, di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dipastikan merupakan akibat kegagalan konstruksi total.
Kepastian ini disampaikan oleh Basarnas bersama tim ahli struktur dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya setelah melakukan analisis di lapangan.
Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Frizer, dalam konferensi pers di Posko SAR Gabungan Sidoarjo, Rabu (1/10), menyebutkan bahwa seluruh sistem penyangga bangunan mengalami total collapse.
“Hasil analisis ahli dari ITS menunjukkan seluruh struktur penyangga sudah gagal total. Artinya, bangunan tidak lagi mampu memberikan sanggahan,” ucap Emi.
Emi menegaskan, kondisi bangunan yang sudah tidak stabil itu sangat rentan memicu runtuhan lanjutan. Ia menggambarkan struktur bangunan seperti jaring laba-laba (spider web) yang saling terkoneksi satu sama lain. Menurutnya, intervensi kecil di satu titik bisa menimbulkan getaran yang merembet ke seluruh bagian bangunan.
“Keselamatan korban yang masih terjebak serta petugas penyelamat menjadi prioritas. Proses evakuasi harus dilakukan dengan asas kehati-hatian luar biasa,” tambahnya.
Senada dengan Basarnas, ahli struktur bangunan dari Departemen Teknik Sipil ITS, Muji Hermawan, menyatakan bangunan Ponpes Al Khoziny telah mengalami kegagalan struktur parah.
“Kerusakan yang terlihat adalah kerusakan struktural total. Kolom, balok, hingga pelat hancur. Tumpukan ini terbentuk dari empat lapis lantai yang ambruk,” jelas Muji.
Muji menambahkan, ambruknya struktur tidak hanya menimbulkan tumpukan puing, tetapi juga menimbulkan risiko tambahan karena konstruksi bangunan ternyata terkoneksi dengan gedung-gedung lain di sekitarnya.
Elemen-elemen tertentu saling terhubung sehingga berpotensi menarik bangunan tetangga ikut terdampak bila proses evakuasi tidak dilakukan secara cermat.
Hasil asesmen ahli menyebutkan, ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny menyerupai pola pancake model atau keruntuhan berlapis. Lantai demi lantai menimpa satu sama lain hingga membentuk tumpukan datar.
“Konstruksi empat lantai yang gagal total ini berubah menjadi pancake model. Dari analisis pusat gravitasi, arah runtuhan condong ke sisi kiri bangunan,” paparnya.
Kondisi ini diperparah oleh perbedaan ketinggian lantai dasar. Bagian tengah bangunan yang menanggung beban utama menutup akses evakuasi ke sisi lain. Akibatnya, jalur masuk yang potensial kini rata dengan lantai dasar sehingga petugas sulit menjangkau korban.
“Kami hanya bisa berinteraksi melalui suara atau menggunakan flexible search cam untuk mengakses celah sempit di antara kolom utama,” jelasnya.
Temuan mencolok lainnya adalah bentuk kolom utama bangunan yang melengkung menyerupai huruf U (U-shape). Dalam konstruksi standar, kolom yang gagal seharusnya patah, bukan melengkung.
“Fakta bahwa kolom membentuk U-shape menunjukkan elastisitas tinggi sekaligus lemahnya kemampuan struktur menahan beban,” kata Muji.
Akibat deformasi elastis ini, banyak terbentuk ruang-ruang sempit atau void di antara tumpukan puing. Celah-celah itulah yang kini menjadi tempat para korban terjebak, sekaligus membuat akses penyelamatan semakin rumit.
Artikel terkait:
- Dua Tewas, Tiga Kritis Diduga Keracunan Gas Kimia Saat Cuci Truk di Sidoarjo
- Gagal Bunuh Diri Diduga Karena Utang, Seorang Perempuan di Sidoarjo Dilarikan ke Rumah Sakit
- Dua Oknum Kepala Desa di Tulangan Terjaring OTT Tim Saber Pungli Polresta Sidoarjo, Dugaan Suap Penjaringan Perangkat Desa Diungkap
- Wakil Bupati Sidoarjo dan Disnaker Sidak Perusahaan Tandon Air: Janji Akan Kembalikan Ijazah Karyawan
- Penulis: Tim Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar