Senin, 13 Okt 2025
light_mode
Home » News » Media Asing Soroti Aksi Demonstrasi Besar di Indonesia, Sorotan Tertuju pada Tunjangan DPR dan Krisis Ekonomi

Media Asing Soroti Aksi Demonstrasi Besar di Indonesia, Sorotan Tertuju pada Tunjangan DPR dan Krisis Ekonomi

Oleh Redaksi — Jumat, 29 Agustus 2025 09:49 WIB

Jakarta, Moralita.com – Sejumlah media internasional menyoroti aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Indonesia pada Kamis (28/8). Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat, termasuk buruh dan mahasiswa, turun ke jalan untuk memprotes tingginya gaji dan tunjangan anggota DPR, di tengah kondisi ekonomi nasional yang dinilai kian menekan rakyat.

Media Singapura, The Straits Times, dalam laporannya bertajuk “Thousands clash with police in Jakarta as protests intensify”, menuliskan bahwa ribuan orang memadati kawasan Jakarta untuk meluapkan amarah terhadap parlemen. Aksi massa itu, menurut The Straits Times, dipicu oleh tingginya tunjangan bagi anggota DPR yang dinilai tidak sejalan dengan kondisi ekonomi rakyat.

“Ribuan demonstran melemparkan batu dan menyalakan petasan dalam protes besar kedua di Jakarta minggu ini, yang dipicu oleh meningkatnya kemarahan publik atas tunjangan besar bagi anggota parlemen,” tulis media tersebut. The Straits Times juga menggarisbawahi kondisi ketidakpastian ekonomi Indonesia, termasuk kenaikan harga beras dan biaya pendidikan, serta maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tekstil, yang semakin memperburuk keresahan sosial.

Baca Juga :  Kemenkeu dan DPR Sepakati Asumsi Makro RAPBN 2026, Lifting Minyak Naik dan Defisit Dijaga Terkendali

Sorotan serupa datang dari New Straits Times (Malaysia) dalam artikel “Workers across Indonesia stage rallies demanding improved welfare”. Media ini menekankan bahwa demonstrasi berlangsung serentak di berbagai daerah dengan fokus pada tuntutan kesejahteraan buruh, termasuk penghentian outsourcing, penolakan PHK massal, hingga reformasi kebijakan ketenagakerjaan. New Straits Times menyebut bahwa aksi ini merupakan gelombang kedua dalam sepekan terakhir, dengan pemicu utama sama: tingginya gaji dan tunjangan DPR di tengah sulitnya perekonomian rakyat.

Sementara itu, media Jepang NHK menurunkan laporan berjudul “Economic hardship sparks protests in Indonesia”. NHK menuliskan bahwa ribuan pengunjuk rasa berusaha menerobos ke gedung parlemen di Jakarta, memprotes tunjangan DPR yang dianggap berlebihan. Polisi pun menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Media Jepang itu menekankan bahwa protes tersebut merupakan refleksi dari ketidakpuasan publik terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

Baca Juga :  PKB dan PKS Soroti Pembengkakan Belanja Bunga Utang 2024–2025, Sri Mulyani Pastikan Pengelolaan Tetap Pruden

Dari Timur Tengah, Press TV (Iran) melaporkan bahwa pada hari yang sama terdapat dua gelombang aksi: satu dipimpin oleh mahasiswa dan kelompok sipil, dan satu lagi oleh buruh. Media itu menyoroti bahwa salah satu aksi berakhir ricuh setelah aparat menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah demonstran.

Sementara Anadolu Agency (Turki) dalam laporan berjudul “Indonesians protest low wages, lawmakers’ monetary perks” menyatakan bahwa aksi ini menuntut kenaikan upah buruh, penghentian sistem outsourcing, dan protes terhadap besarnya tunjangan DPR. Anadolu juga mencatat klarifikasi DPR, yang menyatakan bahwa tunjangan perumahan sebesar Rp50 juta per bulan hanya akan berlaku hingga Oktober 2025, mengutip laporan The Jakarta Post.

Baca Juga :  DPR RI Siap Bahas RUU Transportasi Online, Komisi V Undang Perwakilan Pengemudi untuk Serap Aspirasi

Sorotan media asing tersebut menunjukkan bahwa demonstrasi 28 Agustus tidak hanya menjadi isu domestik, melainkan juga perhatian internasional. Isu kesejahteraan buruh dan kebijakan keuangan parlemen Indonesia kini menjadi sorotan dunia, mencerminkan keresahan sosial yang meluas akibat jurang ketidakadilan ekonomi di tanah air.

  • Author: Redaksi

Tulis Komentar Anda (0)

At the moment there is no comment

Please write your comment

Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required

expand_less