Menteri Sosial Gus Ipul Resmikan Sekolah Rakyat Terintegrasi Pertama di Ponorogo
Oleh Tim Redaksi Moralita — Jumat, 8 Agustus 2025 15:13 WIB; ?>

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul secara resmi membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 5 Ponorogo.
Ponorogo, Moralita.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul secara resmi membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 5 Ponorogo. Acara tersebut berlangsung di UPT Sentra Industri Ponorogo, Jawa Timur, dan menandai kehadiran Sekolah Rakyat pertama di kabupaten ini yang langsung menghadirkan tiga jenjang pendidikan sekaligus: Sekolah Rakyat Dasar (SRD), Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP), dan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA).
Dalam sambutannya, Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan terobosan pendidikan yang berpihak pada masyarakat kurang mampu.
“Kemiskinan bisa mewariskan ketakutan, tetapi pendidikan mewariskan harapan. Sekolah Rakyat adalah gagasan Presiden Prabowo yang berdiri di sisi mereka yang lemah, untuk mengubah nasib dengan ilmu dan cinta,” ujarnya, Senin (4/8).
Usai peresmian, Gus Ipul meninjau fasilitas sekolah, mulai dari ruang kelas, asrama putra, hingga kandang ayam peternakan yang berada di belakang sekolah. Fasilitas peternakan ini merupakan inovasi dari Bupati Ponorogo sebagai bagian dari program ketahanan pangan dan kegiatan vokasional siswa.
Tahun ini, program Sekolah Rakyat akan beroperasi di 159 titik dengan kapasitas lebih dari 15.000 siswa. Sebanyak 25 titik di antaranya merupakan Sekolah Rakyat Terintegrasi, yang memberikan layanan pendidikan berkesinambungan dari tingkat SD hingga SMA.
SRT 5 Ponorogo sendiri memiliki daya tampung 125 siswa, terdiri dari 1 rombongan belajar SRD, 2 rombongan belajar SRMP, dan 2 rombongan belajar SRMA. Proses pembelajaran didukung oleh 20 guru, 5 wali asuh, dan 1 wali asrama, dengan formasi tenaga pendidik yang akan terus disesuaikan dengan kebutuhan.
Di hadapan para tamu undangan, Gus Ipul menyampaikan tiga prinsip utama dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat:
- Memuliakan wong cilik dan kaum dhuafa.
- Menjangkau yang belum terjangkau.
- Memungkinkan yang dianggap tidak mungkin.
Ia menegaskan bahwa sekolah ini harus bebas dari praktik perundungan (bullying), kekerasan fisik, kekerasan seksual, maupun intoleransi.
Sekolah Rakyat memprioritaskan penerimaan siswa dari keluarga miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Oleh karena itu, sekolah tidak membuka pendaftaran umum.
“Tidak boleh ada titipan, tidak ada sogok menyogok. Semua murni berdasarkan data,” tegasnya.
Gus Ipul juga meminta agar seluruh siswa menjalani pemeriksaan kesehatan sejak awal, agar kebutuhan mereka dapat dipenuhi secara tepat.
“Jangan berkecil hati ketika disebut miskin atau miskin ekstrem. Allah mencintai mereka yang tersisihkan, dan doa mereka lebih terkabul daripada doanya menteri,” ujarnya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko turut memberikan arahan kepada para guru untuk mengajar dengan hati.
“Guru bukan hanya mentransfer ilmu akademik, tetapi juga kasih sayang, agar anak-anak tumbuh menjadi generasi emas Indonesia,” katanya.
Arahan tersebut disambut positif oleh Kepala SRT 5 Ponorogo, Devi Tri Candrawati, yang bahkan membacakan puisi berjudul “Pelukan Terindah di Sekolah Rakyat” sebagai simbol komitmennya.
Sejumlah siswa menyampaikan kisah hidup mereka. Azriel Nur Gunadarma (12) menulis surat untuk Gus Ipul sebagai ungkapan terima kasih. Lailatusifa Fauziah (12) bercita-cita menjadi guru olahraga dan merasa senang tinggal di asrama.
Alfian Fajar Nurmaulana (16), anak penarik becak, mengaku bahagia dapat kembali bersekolah. Sementara Bagas Alur Nur Wirayudha (7), anak penjual kue basah, hampir putus sekolah sebelum bergabung di SR. Air mata haru terlihat dari para orang tua, termasuk Siti Fatimah, ibu dari Sandy Alfian Nurul Huda (13) yang bercita-cita menjadi polisi.
“Semoga Sekolah Rakyat menjadi jembatan bagi anak saya dan teman-temannya untuk meraih masa depan gemilang,” ucap Siti.
Selain di Ponorogo, SRT juga telah hadir di berbagai daerah, antara lain: SRT 1 Cirebon, SRT 2 Banyuwangi, SRT 3 Pasuruan, SRT 4 Sumedang, SRT 6 Jember, SRT 7 Probolinggo, SRT 8 Jombang, SRT 9 Banjarbaru, SRT 10 Aceh Selatan, SRT 11 Rokan Hilir, SRT 12 Kepulauan Anambas, SRT 13 Tanjung Jabung Timur, SRT 14 Kaur, SRT 15 Empat Lawang, SRT 16 Bandung, SRT 17 Cimahi, SRT 18 Tuban, SRT 19 Wajo, SRT 20 Palu, SRT 21 Mamuju, SRT 22 Polewali Mandar, SRT 23 Katingan, dan SRT 24 Samarinda.
Acara peresmian turut dihadiri oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Sekretaris Jenderal Kemensos Robben Rico, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, serta para wali murid dan siswa-siswi SRT 5 Ponorogo.
Artikel terkait:
- Kemensos Salurkan Bantuan Rp5,3 Miliar untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur
- Pemkab Ponorogo Dukung Penegakan Hukum Usai Penggeledahan Kantor Dukcapil oleh Kejari
- Pemkab Ponorogo Ajukan Pinjaman Rp100 Miliar untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur
- Sekda Ponorogo Tanggapi Penggeledahan Disdukcapil oleh Kejari: Pemkab Kooperatif, Siap Dukung Penegakan Hukum
- Penulis: Tim Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar