Retret 505 Kepala Daerah di Akmil Magelang Akan Dihadiri juga Mantan Presiden
Oleh Redaksi Moralita — Senin, 17 Februari 2025 07:54 WIB; ?>

Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto.
Jakarta, Moralita.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengungkapkan bahwa retret atau pembekalan bagi 505 kepala daerah yang akan dilaksanakan di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, rencananya bakal dihadiri juga mantan Presiden RI.
Namun, Bima Arya tidak mengungkapkan identitas mantan presiden tersebut dan meminta publik untuk menunggu kepastiannya. Ia hanya menyampaikan bahwa sosok tersebut akan memberikan arahan kepada para kepala daerah yang baru dilantik bulan ini.
“Mungkin nanti ada mantan Presiden yang akan berbicara. Kami akan sampaikan informasi lebih lanjut pada waktunya,” ujar Bima Arya saat ditemui awak media usai prosesi tes kesehatan kepala daerah di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2).
Selain mantan Presiden, Presiden Prabowo Subianto juga dijadwalkan menghadiri kegiatan tersebut. Namun, belum dipastikan berapa lama Ketua Umum Partai Gerindra itu akan berada di acara retret kepala daerah.
“Kehadiran Pak Presiden akan disesuaikan dengan agenda kenegaraan beliau. Bisa hadir di awal, di tengah, atau di akhir acara, tergantung pada penyesuaian jadwal beliau,” jelas Bima Arya.
Sebagai bagian dari program pembekalan, para kepala daerah akan menerima materi dari sekitar 40 menteri dan sejumlah kepala lembaga negara, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Ada lebih dari 40 menteri yang akan memberikan materi terkait pemerintahan daerah,” ujar Bima Arya.
Ia menambahkan bahwa pembekalan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepala daerah terhadap tugas pokok dan fungsi (tupoksi) mereka, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang non-pemerintahan, seperti pengusaha, budayawan, kiai, hingga selebriti.
“Ini adalah materi wajib. Dulu, kami juga menjalani hal serupa, satu bulan di Lemhanas dan dua minggu di Kemendagri. Namun, saat ini lebih ringkas, hanya tujuh hari,” jelasnya.
Selain itu, para kepala daerah juga akan diberikan pemahaman mendalam mengenai program Astacita Presiden Prabowo Subianto, serta pentingnya membangun sinergi dan koordinasi antar-daerah guna mendukung efektivitas pemerintahan.
“Koordinasi antar-kepala daerah sangat penting agar kerja sama dalam implementasi program pemerintah dapat berjalan lebih efektif,” tambahnya.
Bima Arya menekankan bahwa retret ini bukan hanya sekadar pembekalan teknis, tetapi juga bertujuan untuk membangun kedekatan emosional antar-kepala daerah dan pemerintah pusat.
“Hal ini tidak bisa dilakukan hanya melalui Zoom. Kita perlu membangun chemistry dan emotional bonding,” ujarnya.
Salah satu topik utama dalam pembekalan ini adalah pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Saat ini, pemerintah pusat mengelola APBN sebesar Rp 3.600 triliun, sementara anggaran yang dikelola pemerintah daerah mencapai Rp 1.300 triliun. Oleh karena itu, kepala daerah perlu memahami tata kelola keuangan yang baik guna mencegah penyalahgunaan anggaran.
“Jika ada yang mempertanyakan biaya penyelenggaraan retret ini, dapat saya katakan bahwa biayanya sangat wajar, mengingat ini merupakan langkah strategis untuk memastikan pengelolaan ribuan triliun rupiah dalam APBN dan APBD dapat berjalan dengan baik,” ujar Bima Arya.
Arahan mengenai tata kelola anggaran ini akan diberikan langsung oleh KPK, BPKP, serta pihak kepolisian.
Berbeda dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto, yang menginstruksikan pemberangkatan para menterinya ke Magelang menggunakan pesawat militer Hercules, para kepala daerah akan menggunakan berbagai moda transportasi sesuai dengan pilihan masing-masing, termasuk mobil, kereta api, maupun pesawat komersial.
Bupati Mojokerto terpilih, Muhamad Albarraa (Gus Barra), misalnya, berencana menggunakan jalur udara dan melanjutkan perjalanan dengan mobil bersama rombongan bupati dan wali kota dari Jawa Timur.
“Sebagian teman-teman kepala daerah Jawa Timur memilih menggunakan jalur darat, sebagian juga akan menggunakan jalur udara dan melanjutkan perjalanan darat menuju Magelang,” kata Gus Barra di Kemendagri, Senin (17/2).
Menurutnya, baik menggunakan jalur darat maupun udara, waktu tempuh menuju Magelang hampir sama, yakni sekitar lima jam.
“Jika dihitung, perjalanan menggunakan pesawat atau jalur darat memiliki estimasi waktu tempuh yang hampir sama, sekitar lima jam menuju Magelang,” ujarnya.
Retret ini diharapkan dapat membekali kepala daerah dengan wawasan serta keterampilan yang diperlukan dalam menjalankan pemerintahan, serta memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan transparan.
- Author: Redaksi Moralita
At the moment there is no comment