Program Makan Bergizi Gratis di Paron Ngawi Mendadak Dihentikan, Ribuan Pelajar Kecewa
Oleh Redaksi Moralita — Kamis, 28 Agustus 2025 10:41 WIB; ?>

Ilustrasi - para siswa SD menikmati makanan dari Program MBG.
Ngawi, Moralita.com – Ribuan pelajar di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dilanda kekecewaan setelah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru berjalan dua hari mendadak dihentikan pada Rabu (27/8).
Sebanyak 2.932 siswa dari 47 satuan pendidikan, mulai dari PAUD, TK, SD hingga SMP, terpaksa kembali membawa bekal dari rumah masing-masing. Padahal, program MBG sempat memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak yang selama dua hari berturut-turut bisa menikmati sajian bergizi dari dapur mitra pemerintah.
Ashifa Kanza Ahzahra, siswi SDN 01 Kedungputri, menuturkan pengalamannya selama dua hari mengikuti program tersebut.
“Hari pertama lauknya ayam, sayur, dan pisang. Hari kedua lauk telur, tahu, dan sayur. Hari ini saya kembali bawa bekal dari rumah,” ujarnya.
Kepala SDN 01 Kedungputri, Suwarto, membenarkan informasi penghentian program tersebut. Ia menjelaskan bahwa pemberitahuan disampaikan melalui grup WhatsApp khusus para kepala sekolah penerima MBG di wilayah Paron.
“Pesan resmi berasal dari pihak dapur mitra. Selain itu, petugas SPPG juga datang langsung ke sekolah kami untuk memberikan penjelasan. Namun, mengenai kelanjutannya masih menunggu arahan lebih lanjut,” terangnya.
Situasi serupa dialami siswa SDN 02 Semen. Kepala sekolah, Afif Umi Suprihatin, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima informasi penghentian program pada Selasa (26/8) malam.
“Setelah menerima pemberitahuan, kami langsung mengumumkan kepada orang tua murid agar siswa kembali membawa bekal,” ujarnya.
Afif mengaku semula mengira MBG akan berjalan secara rutin setiap hari. Namun, kenyataan berbeda di lapangan.
“Di awal distribusi, tidak ada penjelasan bahwa program ini hanya bersifat uji coba. Kami semua berasumsi program berjalan seterusnya,” bebernya.
Program MBG di Kecamatan Paron diketahui melibatkan dapur mitra yang dikelola Yayasan Darul Hikmah di Desa Semen. Distribusi makanan bergizi ditujukan bagi ribuan siswa yang tersebar di empat desa, yaitu Semen, Kedungputri, Babadan, dan Tempuran.
Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah maupun pihak penyelenggara mengenai alasan penghentian program maupun kepastian kelanjutannya.
- Penulis: Redaksi Moralita
Saat ini belum ada komentar