KPK OTT Gubernur Riau, Kantor PUPR Digeledah Uang Diamankan
Jakarta, Moralita.com – Drama politik kembali bergulir di Bumi Lancang Kuning. Senin sore yang mestinya biasa-biasa saja berubah jadi siang bolong paling mencekam di Pekanbaru.
KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, dan hasil buruannya bukan kaleng-kaleng salah satunya, Gubernur Riau Abdul Wahid.
Konfirmasi resmi datang dari Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto. Saat dikonfirmasi awak media, jawabannya singkat tapi menohok:
“Benar,” ujarnya, tanpa banyak basa-basi.
Lalu ditambahkan lagi, seolah ingin memastikan publik tidak salah dengar:
“Salah satunya (yang diamankan) juga Gubernur Riau, Abdul Wahid.”
Menurut informasi yang beredar, OTT dilakukan sekitar pukul 14.00 WIB di ruang kerja Kepala Dinas PUPR-PKPP Riau. Sore itu, ruangan dinas yang biasanya sibuk dengan tumpukan dokumen proyek, berubah menjadi panggung penegakan hukum yang tegang.
Sejumlah pejabat disebut tengah berada di dalam ruangan ketika tim KPK datang membawa surat tugas.
Pantauan di lokasi, sekitar pukul 16.15 WIB, beberapa orang terlihat memasuki gedung Dinas PUPR-PKPP. Mereka mengenakan masker, topi, dan ransel penampilan yang bagi jurnalis lokal sudah jadi kode khas ‘ini pasti tim KPK.’ Lift dari basement bergerak langsung menuju lantai ruang Kepala Dinas.
Tak lama berselang, suasana semakin panas. Beberapa pegawai tampak gelisah. Dan pada pukul 17.45 WIB, Kepala Dinas PUPR-PKPP Riau, M. Arief Setiawan, terlihat keluar dari gedung bersama rombongan dengan wajah tegang, meski masih berusaha tenang saat dicegat wartawan.
“Tidak ada. Aman,” ujarnya singkat, sebelum buru-buru masuk ke mobil dinasnya.
Tapi publik tahu, kalimat ‘aman’ dari seorang pejabat yang baru saja dikunjungi KPK, biasanya berarti sebaliknya.
Saksi mata menyebut sedikitnya empat mobil meninggalkan kantor Dinas PUPR-PKPP Riau: dua unit Toyota Innova Reborn, satu Avanza, dan satu Hilux. Di antara kendaraan itu, kuat dugaan membawa sejumlah orang yang diamankan dalam operasi senyap tersebut.
Dari Jakarta, Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan bahwa operasi ini memang melibatkan unsur pejabat tinggi di Riau. Ia juga memastikan, tim penyidik turut mengamankan sejumlah uang tunai yang diduga terkait praktik suap proyek.
“Tentunya ada sejumlah uang juga ya. Nanti kami akan update soal itu,” katanya kepada wartawan, Senin (3/11/2025).
Menurut Budi, total sepuluh orang diamankan dalam operasi tersebut, termasuk Gubernur Abdul Wahid dan beberapa pejabat di lingkungan Dinas PUPR-PKPP.
“Benar, ada kegiatan tangkap tangan di wilayah Provinsi Riau. Saat ini ada sekitar sepuluh orang yang diamankan,” ujarnya.
KPK masih menahan diri untuk menyebut nama-nama lain atau rincian perkara yang sedang diselidiki. Yang pasti, tim masih berada di lapangan untuk melakukan serangkaian penyegelan dan pemeriksaan awal.
“Tim masih di lapangan,” tegas Budi.
Sesuai dengan prosedur hukum, KPK memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum pihak-pihak yang diamankan dalam OTT ini apakah mereka akan ditetapkan sebagai tersangka atau dilepaskan setelah pemeriksaan awal.
Sementara publik menanti kabar resmi, aroma kasusnya sudah cukup kuat untuk ditebak. Dugaan korupsi di sektor infrastruktur Riau bukan cerita baru: mulai dari pengaturan proyek, mark-up anggaran, hingga jual-beli jabatan sering jadi bisik-bisik di warung kopi pegawai dinas.
Dan seperti biasa, publik Riau menunggu babak berikutnya siapa saja yang akan ‘dipinang’ KPK ke Jakarta. Karena dalam setiap OTT, yang paling menarik bukan siapa yang diborgol hari ini, tapi siapa yang akan ikut terseret besok pagi.





