Beranda Government Sepeda Motor Brebet Massal di Jawa Timur, Bahlil Turunkan Tim Lemigas, Apakah Gegara Pertalite Oplosan Etanol?
Government

Sepeda Motor Brebet Massal di Jawa Timur, Bahlil Turunkan Tim Lemigas, Apakah Gegara Pertalite Oplosan Etanol?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Jombang, Moralita.com – Sejumlah pengguna sepeda motor di Jawa Timur mendadak jadi korban motor brebet nasional. Mesin motor mereka mendadak tersendat, mogok, dan kehilangan tenaga semua setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite.

Dan ketika keluhan masyarakat mulai meledak di media sosial, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pun langsung bereaksi.

Ia mengaku telah menurunkan tim verifikasi khusus dari Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) untuk menyelidiki dugaan adanya anomali pada kualitas BBM subsidi tersebut.

“Saya sudah turunkan timnya, nanti mungkin sore saya balik sudah dapat laporannya,” ujar Bahlil saat menghadiri peresmian proyek Merdeka dari Kegelapan di Walantakan, Langowan Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (29/10/2025).

Menurut Bahlil, Lemigas kini tengah melakukan verifikasi fakta di lapangan. “Saya sudah minta dicek oleh Lemigas kebenarannya, dan saya menunggu laporannya hari ini,” tambahnya.

Nada suaranya tegas dan publik tentu berharap hasil verifikasi ini tak akan berakhir dengan kalimat klasik: “BBM masih dalam spesifikasi yang ditetapkan.”

Kasus motor brebet massal pertama kali mencuat di Jawa Timur setelah puluhan pengendara mengeluhkan hal serupa mesin motor mereka tersendat, kehilangan tenaga, serta busi rusak bahkan mati mendadak usai mengisi Pertalite di sejumlah SPBU.

Salah satunya Robin, pengemudi ojek online asal Jombang. Ia mengaku mengisi Pertalite di SPBU Tembelang pada Rabu (29/10/2025) malam. Keesokan paginya, motornya tiba-tiba ngadat.

Baca Juga :  Pertamina Investigasi Dugaan Gangguan Mesin Usai Pengisian Pertalite di Tuban dan Bojonegoro

“Tadi pagi itu, tahu-tahu motor saya brebet, enggak tahu kenapa. Setelah saya bawa ke bengkel, ternyata bukan saya saja. Ada tujuh atau delapan motor lain yang nasibnya sama,” tuturnya dengan nada campur antara bingung dan pasrah.

Dan seperti biasa di zaman modern, keluhan publik tak butuh waktu lama untuk jadi viral. Di platform X (Twitter), keluhan serupa berseliweran, membentuk semacam “timeline darurat bahan bakar”.

Akun @friendfries_ menulis, “Kemarin sore isi Pertalite di pom Tlogomas, tadi pagi berangkat kerja dari Malang ke Batu, udah sampai Bukit Bintang tiba-tiba gak mau digas dan gak bisa distarter pakai tangan/kaki.”

Tak lama berselang, akun lain, @Khaulalalala, membalas dengan pengalaman senada, “Kok podo kasus e sama beat ku, habis isi di pom iku. Tapi pas isi di jalan Bandung aman sentosa.”

Fenomena ini sontak menimbulkan pertanyaan besar: apakah ada masalah kualitas pada distribusi Pertalite di Jawa Timur, atau hanya faktor kebetulan massal yang luar biasa sinkron?

Baca Juga :  Diduga Ada Penggelapan Dokumen, Seleksi Perangkat Desa di Jombang Dilaporkan ke Polisi

PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya, Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, akhirnya angkat bicara. Mereka mengonfirmasi bahwa telah menerima sejumlah laporan dari masyarakat terkait gangguan mesin pasca pengisian Pertalite.

“Benar, dalam beberapa hari terakhir kami menerima aduan konsumen dari wilayah Jawa Timur. Kami sedang melakukan pemeriksaan terhadap sampel produk di lapangan,” tulis Pertamina Patra Niaga dalam keterangan resmi.

Meski demikian, pihak Pertamina menegaskan bahwa seluruh proses distribusi BBM ke SPBU telah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk tahapan pengujian mutu melalui laboratorium sebelum disalurkan ke masyarakat.

Artinya, secara dokumen teknis, Pertalite tetap memenuhi standar yang berlaku. Namun, fakta di lapangan tampaknya sedang berbicara hal lain.

Masalah Pertalite brebet ini mungkin terdengar teknis tentang kadar oktan, pengendapan, atau distribusi tangki. Tapi di balik itu ada sesuatu yang lebih dalam: krisis kepercayaan publik terhadap kualitas BBM bersubsidi.

Pertalite yang awalnya dijual sebagai BBM rakyat yang ramah kantong dan ramah mesin kini justru mulai dipertanyakan mutu dan konsistensinya.

Apalagi, kejadian serupa pernah muncul beberapa kali di berbagai wilayah, meskipun selalu berakhir dengan kesimpulan BBM sesuai standar.

Masyarakat pun mulai skeptis. Sebagian menganggap persoalan ini sebagai “efek domino” dari rantai pasok yang terlalu panjang dan pengawasan yang kurang tajam. Sementara sebagian lain melihatnya sebagai tanda bahwa sistem pengendalian mutu BBM bersubsidi perlu ditinjau ulang secara menyeluruh.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah dan Alim Markus Bahas Stabilitas Ekonomi dan Pencegahan PHK di Jawa Timur

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memang dikenal responsif. Turunnya tim Lemigas menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menindaklanjuti keluhan masyarakat. Namun, publik menunggu lebih dari sekadar klarifikasi normatif.

Yang dibutuhkan adalah transparansi penuh terhadap hasil uji laboratorium, termasuk lokasi SPBU yang diperiksa, batch distribusi, serta hasil kimiawi bahan bakar yang diuji.

Sebab kalau tidak, kasus motor brebet massal ini akan berakhir seperti banyak kasus serupa sebelumnya: viral, gaduh, lalu hilang tanpa konklusi.

Fenomena ini seolah menegaskan bahwa di negeri yang sedang sibuk bicara transisi energi dan kendaraan listrik, BBM konvensional masih jadi soal hidup-mati rakyat kecil.

Bagi banyak orang, motor bukan hanya kendaraan, tapi juga sumber penghasilan dan satu-satunya moda mobilitas yang terjangkau.

Dan ketika motor itu brebet, bukan cuma mesinnya yang tersendat tapi juga ritme hidup orang-orang yang menggantungkan nasibnya pada setiap tetes bahan bakar.

Pertalite mungkin murah, tapi ketidakpastian mutunya bisa jadi sangat mahal.

 

Sebelumnya

Pelantikan Tiga Perangkat Desa Medali: Momentum Pembaruan Semangat dan Tata Kelola Pemdes Digital

Selanjutnya

Atap Asrama Ponpes Ambruk di Situbondo, 1 Meninggal 11 Luka, BPBD Jatim Ungkap Penyebab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Moralita
Bagikan Halaman